Meskipun pemerintah telah menetapkan UU Perlindungan Data Pribadi tidak lantas risiko kebocoran data menghilang. Praktik kriminalitas yang berbasis data pribadi masih terjadi hingga saat ini. Untuk itu, konsumen perlu cerdas dan berhati-hati dalam berbelanja maupun melakukan transaksi digital.
Agar aman dari serangan di dunia maya, terdapat sejumlah kiat bagi konsumen, antara lain, jangan mengumbar data pribadi, memasang perangkat lunak antivirus, jangan membuat password yang mudah, jangan sembarangan meng-klik tawaran apapun, menghindari perangkat lunak bajakan, serta mewaspadai area wifi publik.
Selain itu, untuk menghindari kebocoran data pribadi di internet, masyarakat perlu menjaga keamanan password di sejumlah akun yang ada pada aplikasi digital.
Kenyamanan Berbelanja
Seiring dengan perkembangan industri e-dagang, sejumlah platform turut berinovasi untuk menggaet nasabah baru dan mempertahankan konsumen lama.
Salah satunya dengan menambahkan fitur garansi pengembalian barang jika barang yang dibeli tidak sesuai dengan informasi produk atau bisa juga karena pembeli berubah pikiran. Hal ini ditujukan untuk menambah kepuasan konsumen dalam berbelanja.
Adanya fitur ini tidak hanya dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja bagi konsumen tetapi juga dapat memberikan keuntungan bagi penjual termasuk para pelaku usaha mikro kecil menengah sebagai merchant. Sejumlah platform e-dagang di TanahAir yang telah menerapkan program ini antara lain, Lazada, Zalora, dan Shopee.
Perkembangan industri e-dagang menjadikan kebijakan pengembalian pesanan ini semakin populer. Platform e-dagang global seperti Amazon bahkan telah menerapkan kebijakan pengembalian barang dengan alasan apapun selama bertahun-tahun.
Kemudahan sistem pengembalian barang ini diharapkan membuat konsumen yang awalnya ragu menjadi semakin yakin berbelanja daring.
Dalam laporan We Are Social dan Meltwater Januari 2024, kebijakan pengembalian barang pesanan dengan mudah menjadi salah satu faktor utama pendorong masyarakat pengguna internet untuk berbelanja daring di Indonesia, yakni mencapai 29,8 persen atau berada di urutan ketujuh.
Adapun faktor utama lain adalah adanya kupon dan diskon (52,3 persen), ulasan pelanggan (48,2 persen), gratis ongkos kirim (47,4 persen), mudah untuk check-out (45,5 persen), tanda suka dan komentar (32,7 persen), metode Cash On Delivery (31,2 persen), pengiriman besok sampai (28,5 persen), klik dan kumpulkan (20,3 persen), serta sertifikasi ramah lingkungan (20 persen).
Kenyamanan dan kemudahan konsumen dalam berbelanja daring membuat transaksi di platform e-dagang cukup tinggi. Bank Indonesia mencatat realisasi nilai transaksi e-dagang di Indonesia sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 453,75 triliun. Secara volume, transaksi e-dagang pada 2023 mencapai 3,71 miliar atau meningkat dibandingkan volume transaksi pada 2022 yang berjumlah 3,49 miliar.
“Ini trennya (transaksi e-dagang) memang terus meningkat karena ada perubahan behaviour pada masyarakat,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta kepada media.