Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, Indonesia masih kekurangan investasi baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif atau ekraf.
"Tantangan kami adalah kurangnya investasi di sektor ini. Kami membutuhkan lebih banyak investasi," katanya dalam acara International Tourism Investment Forum 2024 yang diselenggarakan di Swissôtel Jakarta PIK Avenue, Rabu (5/6/2024).
Pada 2023, Indonesia tercatat mengantongi investasi di sektor parekraf sebesar 3,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Namun, kata dia, 80 persen dari realisasi investasi itu masih berasal dari hotel, restoran, dan kafe.
"Kita memerlukan lebih banyak investasi pada ekosistem, termasuk pengembangan produk pariwisata berkelanjutan, dan pariwisata berbasis masyarakat yang inklusif," ujar Sandiaga.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan investasi lebih dari 15 hingga 20 miliar dolar AS di sektor pariwisata dan ekraf.
Pada kuartal I 2024, realisasi investasi yang masuk sebesar 943,3 juta dolar AS, masih sekitar 31 persen dari target 3 miliar dolar AS.
Sektor bisnis yang mendominasi dipimpin oleh hotel berbintang, restoran, dan di posisi ketiga ada hotel apartmen.
"Kuartal pertama tahun ini kami telah mencapai sekitar sepertiga dari target, hampir satu miliar dolar," kata Sandiaga.
Baca juga: Respon Sri Mulyani Setelah Sering Disindir Sandiaga karena Potong Anggaran Kemenparekraf
"Jadi, selain hotel, restoran, kafe, kita perlu investasi lebih banyak pada infrastruktur pendukungnya," lanjutnya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, investasi dipengaruhi oleh tantangan global seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim, hingga digitalisasi.
Diperlukan konsolidasi yang sehat untuk mencapai tujuan nasional Indonesia, dalam hal ini adalah pembangunan pariwisata.
Baca juga: Jika Tak Lagi Terpilih Jadi Menteri, Apa Rencana Sandiaga Uno ?
"Indonesia memiliki peluang meningkatkan kualitas dan kuantitas dari industri pariwisata karena dianugerahi kekayaan sumber daya alam, kekayaan budaya, dan bahkan pariwisata halal," ujar Sri Mulyani.
Kawasan Ekonomi Khusus yang dibangun pemerintah Indonesia dinilai menjadi peluang meningkatkan pariwisata Indonesia dan menarik para investor untuk berinvestasi.