"Selain itu kegiatan ini juga menjadi titik kumpul yang membahagiakan antar diaspora Indonesia yang lama berada di Belanda untuk bernostalgia bersama,” ujar Niniek yang mengaku masih memiliki keluarga di Surabaya.
Nugroho Agung berharap event ini kembali diselenggarakan di masa datang di Belanda demi membantu pengembangan UMKM Indonesia dan mempromosikan produk-produk asli buatan Indonesia.
"Rasanya kegiatan ini layak dikembangkan lebih lanjut pada tahun-tahun selanjutnya," lata dia.
Selain menikmati kuliner dan berbelanja produk Indonesia, beberapa diantara mereka juga terlihat memenuhi panggung hiburan yang digagas oleh diaspora Indonesia di Belanda, Heri Sasmito dan Theo, yang biasa membantu penyelenggaraan event Indonesia di negeri kincir angin tersebut.
“Alhamdulillah, kali ini kami dipercaya terlibat membantu KBRI memeriahkan Pasar Indonesia 2024. Tentu kami senang dan bangga bisa membantu para pengusaha UMKM asal Indonesia untuk mengurangi dampak kerugiannya di Belanda," ujar Heri Sasmito, diaspora Indonesia yang selama ini mengembangkan Mitos Events Media di Belanda.
Hiburan bertema suku Dayak dari Kalimantan turut meramaikan Pasar Indonesia tahun ini. Di panggung hiburan juga terlihat gitaris jazz asal Bali, Belawan, turut memeriahkan acara dengan gitar uniknya.
Begitu juga dengan alunan musik dari grup musik diaspora yang lama berada di Belanda, The Rivers, yang mengajak pengunjung menyanyi bersama sambil bernostalgia mengingat musik negeri tercinta.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda Mayerfas, Pasar Indonesia 2024 diadakan cukup mendadak karena tujuannya adalah membantu pengusaha UMKM yang sudah mengirimkan barang untuk Tong Tong Fair (TTF), acara pameran besar di Belanda yang batal digelar.
Semua pedagang yang berjualan di Pasar Indonesia 2024 adalah mereka yang semula akan berjualan di Tong Tong Fair. Barang-barang para pedagang itu sudah dikapalkan dari Indonesia dan sudah tiba di Belanda.
Belum lagi persiapan lainnya, seperti biaya penginapan dan tiket pesawat. Bisa dibayangkan, betapa besar kerugian mereka kalau tidak digelar Pasar Indonesia.
Pasca pembatalan TTF, Dubes Mayerfas segera berkordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan kementerian terkait untuk menyelenggarakan acara Pasar Indonesia 2024.
“Begitu kami mendengar kabar kalau Tong Tong Fair secara tiba-tiba membatalkan acaranya, kami berinisiatif untuk mengadakan Pasar Indonesia”, jelas Dubes RI untuk Belanda Mayerfas.
“Persiapannya memang mendadak. Di Belanda tak mudah mencari tempat yang strategis dalam waktu singkat. Semuanya dipastikan penuh. Namun beruntung di tanggal 1 dan 2 Juni 2024, ada yang kosong, langsung kami bayar supaya bisa dipakai gedungnya,” ungkap Dubes Mayerfas.
Para pedagang merasa sedikit lega karena paling tidak barang mereka yang sudah tiba di Belanda bisa dijual. Sehingga bisa mengurangi kerugian karena batalnya acara Tong Tong Fair. Hal ini disampaikan Ali Firmansyah salah satu pedagang dan juga ketua perwakilan dari para pedagang yang terdampak pembatalan sepihak Tong Tong Fair.