“Dengan kelembagaan yang ada seperti KUD ini, maka kita berharap Korporatisasi petani yang bisa memberikan nilai tambah yang lebih, menjadi pondasi dalam kebersinambungan usaha perkebunan rakyat kedepannya,” kata Dwi.
Untuk itu Dwi menyebutkan aksi korporasi pembentukan sub holding PTPN IV PalmCo yang berfokus pada sawit seyogyanya mampu menjadi booster bagi PSR nasional yang selalu berada dibawah target pemerintah.
“PalmCo punya target membantu petani melaksanakan PSR seluas 60 ribu Hektar hingga 2026 nanti. Ini salah satu komitmen kita dalam program priotas Proyek Strategis Nasional PalmCo,” ungkapnya lagi.
Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian RI Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro, M.Sc yang turut hadir di lokasi tanam ulang menyampaikan apresiasinya atas kecepatan pelaksanaan tanam ulang pasca Rekomendasi bagi petani terbit.
“Awal Juni Rekomtek, pertengahan sudah tanam ulang. Ini bukti komunikasi dan kolaborasi yang berlangsung antara petani, Koperasi dan Perusahaan kepada instansi terkait sudah efektif. Mudah-mudahan bisa terus seperti ini dan PSR semakin diperluas,” ucap Hudoro.
Lebih jauh, menurutnya dengan sawit yang di tahun 2023 memberikan Rp 600 triliun devisa atau menyumbang 60 persen dari devisa nasional, maka peningkatan produktivitas sawit rakyat yang komposisinya sangat besar dari sisi luasan sawit Indonesia, akan membawa kemajuan bagi industri sawit nasional.
Di tempat terpisah, Pj Gubernur Sumatera Utara Hassanudin memberikan apresiasi tinggi kepada PTPN yang terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sawit rakyat.
Hassanudin berharap Sumatera Utara yang memiliki 1,4 juta Ha Perkebunan sawit dimana 441 ribu Ha merupakan sawit Rakyat menghadapi beragam masalah mulai dari penggunaan bibit ilegitim hingga usia tanaman yang sudah tua.
“Kami mengapresiasi tinggi PTPN IV PalmCo yang telah menjadi Mitra off taker PSR bagi petani dan koperasi di Langkat, harapannya inisiatif serupa dapat digesa di kebun-kebun rakyat lainnya,” tutup Hassanudin.