Ia menyebut, Logistic Performance Index (LPI) 2023 memperlihatkan adanya kelemahan yang signifikan dalam performa logistik Indonesia.
"Khususnya dari segi ketepatan waktu, kualitas layanan tracking, dan efisiensi pelayanan internasional," ujar Shinta.
Biaya komponen lainnya yang Indonesia tertinggal dari negara ASEAN lainnya adalah dari sisi biaya dan waktu untuk impor dan ekspor.
Shinta mengatakan, khususnya impor, Indonesia memiliki biaya paling mahal dan waktu paling lama di antara ASEAN-5.
Biaya dan waktu untuk melakukan kegiatan impor di Indonesia sebesar 164 dolar AS dan 106 jam. Sementara itu, rata-rata ASEAN-5 sebesar 104 dolar AS dan 58 jam.
Shinta mengatakan, tingginya biaya-biaya ini menjadi disinsentif bagi Indonesia dalam upaya menjadi bagian dari global value chain dan regional value chain.
"Kita selalu mengatakan Indonesia harus menjadi bagian dari value chain, tapi ini logistik kita menjadi masalah," pungkas Shinta.