"Kita juga harus mempersiapkan industri substitusi impor gitu. Jadi jangan langsung kita hantam, kita halau impor dari China, tetapi kita tidak bisa menguatkan industri domestik kita," ujar Esther.
Oleh karena itu, ia menyarankan kepada pemerintah agar disiapkan sedemikian rupa rencana ini, jangan asal melontarkan rencana.
"Kita siapkan senjatanya ketika kita hantam dengan ini, China kira-kira melakukan apa gitu, nah kita negosiasi. Kita harus jago di sini jangan sampai digugat di WTO, kalah gitu, kan percuma. Tingkat ketergantungan Indonesia ke China ini tinggi sekali ya, jadi ya ngga asal ngomong lah," pungkas Esther.
Rencana pemerintah mengenakan bea masuk impor sebesar 200 persen pada produk impor asal China mulanya dilontarkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Kebijakan ini dalam rangka menyikapi perang dagang antara China dan Amerika Serikat AS.
Sejumlah produk impor yang akan dikenakan bea masuk tinggi di antaranya pakaian, baja, dan tekstil.