Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan, sektor jasa keuangan terjaga stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan nasional.
Hal ini didukung oleh tingkat solvabilitas yang tinggi di tengah ketidakpastian global.
Mahendra bilang hal itu berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan OJK pada 3 Juli 2024.
Baca juga: Tempuh Kasasi, OJK: Izin Usaha Kresna Life Dicabut Untuk Lindungi Konsumen
"Sektor jasa keuangan terjaga stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan nasional, didukung oleh tingkat solvabilitas yang tinggi dan profil risiko yang manageable di tengah masih tingginya ketidakpastian global," kata Mahendra dalam Konferensi Pers secara virtual, Senin (8/7/2024).
Menurut Mahendra, perekonomian global secara umum menunjukkan pelemahan. Perekonomian Amerika Serikat tercatat lebih rendah dari ekpektasi di tengah inflasi yang masih sticky. Bahkan, pasar tenaga kerja juga terus termoderasi.
"Hal ini mendorong pasar menaikkan ekspektasi pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali di 2024, lebih tinggi dari guidance The Fed yang sebanyak satu kali," jelas dia.
Sedangkan, perekonomian di Eropa tengah menghadapi tantangan stagnasi pertumbuhan dan tekanan fiskal.
Kata Mahendra, meski inflasi kembali meningkat, Bank Sentra Eropa (ECB) memutuskan untuk mendorong pertumbuhan dan mengakhiri siklus pengetatan kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points menjadi 3,75 persen.
"Sementara di Tiongkok, decoupling demand dan supply masih terus berlangsung di tengah stimulus agresif yang dilakukan oleh otoritas moneter dan fiskal," jelas dia.
Baca juga: Dalami Akta RUPSLB Bank Sumsel Babel Palsu, Bareskrim Periksa Eks Ketua OJK Regional 7
Adapun untuk perekonomian domestik, kata Mahendra pemulihan permintaan masyarakat terus berlanjut meskipun cenderung masih lambat.
Inflasi inti relatif stabil dengan pertumbuhan uang beredar (M2) yang meningkat mengindikasikan potensi berlanjutnya penguatan permintaan ke depan.
Bahkan, di sisi produksi, sektor manufaktur terus mencatatkan ekspansi meskipun mengalami moderasi terlihat dari penurunan indeks PMI Manufaktur menjadi sebesar 50,7 pada Mei 2024 sebesar 52,1.
"Di sisi kebijakan, di tengah tekanan pasar keuangan global yang mereda dan turunnya ekspektasi pasar terhadap kondisi high atau higher for longer, OJK tetap mencermati down side risk ke depan yang dapat berdampak pada sektor jasa keuangan nasional," papar dia.
Baca juga: Cara Cek Kredit Skor di OJK secara Online, Akses Laman Ini
Terkait risiko kredit khususnya pada segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kata Mahendra, berdasarkan hasil stress test yang dilakukan OJK secara umum perbankan dinilai masih resilient didukung dengan permodalan yang terjaga dan tingkat pencadangan yang memadai.
Selain itu, secara umum rasio kredit yang berisiko atau loan at risk untuk UMKM saat ini, dalam rentang level yang terjaga dan dalam trend yang menurun jauh di bawah level puncaknya di masa pandemi.
"Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan, OJK menekankan pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang selaras dengan standar internasional," ungkap Mahendra.