Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan pihaknya bersama kementerian terkait, tengah membahas polemik tingginya harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik.
Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengungkapkan, persoalan mahalnya harga tiket pesawat disebabkan oleh sejumlah komponen, salah satunya pajak.
"Semuanya masih dalam batas pembahasan, jadi belum selesai. Karena ketika berbicara komponen kenapa tiket mahal itu juga melibatkan berbagai Kementerian," ungkap Nia dalam sebuah agenda bincang Kemenparekraf yang berlangsung secara online, dikutip Selasa (16/7/2024).
"Makanya (pembahasan) di bawah orkestrasi Kemenko Marves, karena itu juga ada kebijakan impor ya kan, kemudian soal pajak," sambungnya.
Meski saat ini harga tiket pesawat masih relatif tinggi, Kemenparekraf tetap berupaya untuk menggenjot jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara.
Adapun, upaya yang dimaksud adalah terus mempromosikan penerbangan baru.
"Yang jelas kalau Parekraf itu pasti akan mempromosikan jika ada flight-flight yang baru. Karena untuk kami ketika ada flight baru atau ada penambahan frekuensi ini akan mempermudah dalam pencapaian target pergerakan Nusantara maupun Wisman," papar Nia.
"Karena transportasi adalah salah satu elemen utama dalam kegiatan kepariwisataan," pungkasnya.
Baca juga: Beban Pajak dan Biaya Layanan Bandara Penyebab Harga Tiket Pesawat di Indonesia Mahal
Seperti diberitakan sebelumnya, harga tiket pesawat di Indonesia disebut-sebut termahal kedua di dunia. Sementara untuk tiket termahal nomor 1 di dunia yakni Brazil.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa penyebab harga tiket mahal karena melonjaknya aktivitas penerbangan pasca-meredanya pandemi Covid-19.
Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan memang akhir-akhir ini harga tiket pesawat di Indonesia menjadi perhatian karena terbilang cukup mahal jika dibandingkan negara lain.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat di Indonesia Termahal di Dunia, YLKI: Masalahnya Ada di Aturan Pemerintah
"Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brasil," kata Luhut dikutip dari akun Instagram pribadinya.
Melonjaknya aktivitas penerbangan pasca-meredanya pandemi Covid-19 disebut oleh Luhut menjadi salah satu faktor melonjaknya harga tiket pesawat dalam negeri.
"Harga tiket penerbangan yang cukup tinggi dikeluhkan oleh banyak orang akhir-akhir ini, penyebabnya karena aktivitas penerbangan global yang telah 90 persen pulih dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi," beber Luhut.
Berdasarkan data IATA, pada 2024 akan ada 4,7 miliar penumpang global atau 200 juta penumpang lebih banyak daripada 2019.
"Kami menyiapkan beberapa langkah untuk efisiensi penerbangan dan penurunan harga tiket, misalnya evaluasi operasi biaya pesawat. Cost Per Block Hour (CBH) yang merupakan komponen biaya operasi pesawat terbesar, perlu diidentifikasi rincian pembentukannya," kata dia.