Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Joe Biden menyatakan mundur dari bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024, adapun pengumuman tersebut disampaikan Biden empat bulan sebelum pesta demokrasi tersebut berlangsung.
Tak dirinci alasan mengapa Biden hengkang dari bursa Pilpres, namun kebijakan ini telah menjadi angin segar bagi para investor.
Terbukti setelah 24 jam Biden mundur, pasar Wall Street menunjukan penguatan.
Di antaranya Dow Jones Industrial Average naik 145,49 poin atau 0,36 persen menjadi 40.433,02.
Baca juga: Joe Biden Mundur dari Pilpres Amerika, Analis: Investor Wait and See Tunggu Data Ekonomi AS
S&P 500 naik 47,57 poin atau 0,86 persen menjadi 5.552,57 dan Nasdaq Composite naik 218,04 poin atau 1,23 persen menjadi 17.944,98., dikutip dari Reuters
Tak hanya itu, sejumlah saham lainnya seperti saham perusahaan teknologi seperti saham Alphabet, Microsoft, Apple, dan Tesla naik antara 1 persen dan 4,2 persen.
Diikuti kenaikan saham Indeks Teknologi Informasi melesat 2 persen melampaui sektor-sektor yang menguat dan mengakhiri penurunan empat hari berturut-turut.
Sementara Indeks Teknologi Informasi memimpin sektor juga menguat, dengan semua indeks sektor utama kecuali Energi berada di zona hijau, mengutip dari Reuters.
Penguatan Wall Street terjadi tepat setelah Joe Biden mundur dalam pilpres AS yang akan digelar pada November mendatang.
Sebagai gantinya Biden menunjuk wakilnya yakni Kamala Harris. Biden yakin Harris bisa maju menggantikan Posisi nya melawan Trump dan membawa kemenangan bagi Demokrat.
Mundurnya Biden disinyalir bakal memperkuat peluang pesaing utamanya yakni Donald Trump memenangkan pilpres, terlebih apabila nantinya Trump menang pihaknya kemungkinan bakal melonggarkan kebijakan seperti pemotongan pajak, tarif, dan bea bisa mendorong inflasi dan memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih dari yang seharusnya.
"Kami pikir pergerakan hari ini mungkin lebih berkaitan dengan pemulihan dari aksi jual yang terjadi minggu lalu daripada hal lainnya," kata Jason Pride, kepala strategi investasi & penelitian di Glenmore.
Selain pengaruh mundurnya Joe Biden lonjakan saham Wall Street juga dipengaruhi oleh munculnya spekulasi yang menyebut bahwa Bank Sentral AS akan memangkas suku bunga pada bulan September serta sejumlah bank besar sahamnya jatuh setelah melaporkan hasil yang beragam.
Harga Emas dan Bitcoin Melonjak
Harga emas terpantau menguat pada perdagangan setelah sehari sebelumnya mencatatkan pelemahan.
Tercatat harga Emas naik 0,5 persen didorong oleh minat investor pada aset safe-haven di tengah ketidakpastian yang meningkat terkait kampanye pemilu AS yang berpotensi penuh gejolak.
Lonjakan serupa juga terjadi pada harga gold spot yang naik 0,5 persen di Singapura, menjadi 2.411,33 Dolar Amerika Serikat. Sementara dollar spot turun 0,2 persen.
Menurut Capital Brief, emas batangan naik sebanyak 0,5 persen pada dini hari di Australia, dan naik 0,35 persen menjadi 2,409.27 Dolar Amerika Serikat.
Beralih ke aset kripto, pengunduran diri Biden juga membuat harga Bitcoin menguat naik 1,39 persen hingga menyentuh di level 55.814 dolar AS, dikutip coinmarketcap.
Diikuti Dogecoin (ETH) yang melesat 7,98 persen menjadi 0,1351 dolar AS. dolar AS per koin. Sedangkan Solana juga naik 10,72 persen dalam 24 jam, dibanderol dengan harga 175.35 dolar AS per koin.