Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam laporannya menyebut, nilai impor perikanan mengalami penurunan di semester I-2024 menjadi 219,54 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara dengan Rp3,57 triliun (asumsi kurs Rp16.304 per dolar AS).
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo mengatakan, besaran penurunan mencapai 35,15 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca juga: Korupsi Impor Gula 25 Ribu Ton, Bos RD Segera Disidang di Pekanbaru
"Penurunan impor ini mengukuhkan Indonesia sebagai negara net eksportir produk perikanan," ucap Budi Sulistiyo dalam keterangannya dikutip, Minggu (28/7/2024).
Ia melanjutkan, penurunan nilai impor perikanan membuat neraca perdagangan perikanan surplus sebesar 2,49 miliar dolar AS atau Rp40,67 triliun.
Nilai surplus tersebut meningkat 6,2 persen dibanding periode serupa tahun sebelumnya.
Untuk komoditas impor sendiri, lanjutnya, ada yang tujuannya untuk bahan baku industri dan ada juga untuk selain bahan baku industri, seperti untuk kebutuhan hotel, restoran, katering dan pasar modern (horekapasmod).
"Nah yang horeka ini adalah ikan-ikan yang tidak ada di Indonesia, seperti ikan salmon, trout dan ikan kod," ujar Budi.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pasokan ikan hasil tangkapan nelayan dalam negeri yang mampu memenuhi kebutuhan industri pengolahan dan pemindangan.
Ikan yang pasokannya cukup banyak yakni ikan-ikan pelagis seperti ikan kembung.
“Kami mendorong pelaku pengolahan dan pemindangan untuk memprioritaskan ikan hasil tangkapan nelayan kita sendiri. Dari awal tahun sampai Mei pasokan kita cukup, sehingga diprioritaskan menggunakan produk hasil tangkapan dalam negeri. Ikan impor itu hanya untuk mengisi ketika tak ada bahan baku,” bebernya.
Baca juga: Pedagang China Kasih Tips Kelabui Pengawasan Impor RI, Pemerintah Tak Akan Tinggal Diam
Sedangkan kinerja ekspor perikanan dari Januari hingga Juni nilainya mencapai 2,71 miliar dolar AS. Negara tujuan utama pengiriman yakni Amerika Serikat, Regional Asean, Jepang, dan Uni Eropa.
Untuk komoditas utamanya masih didominasi oleh udang, tuna-tongkol-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut.
"Kinerja ekspor perikanan masih terus digenjot melalui strategi promosi hasil perikanan, peningkatan kualitas hasil perikanan, hingga membuka peluang pasar baru di negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur," pungkasnya.