News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nilai Tukar Rupiah Perkasa Dipengaruhi Isyarat Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi. Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat di level Rp 16.189 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Senin (5/8/2024).

Mengutip Bloomberg, mata uang garuda makin perkasa naik 11 poin atau 0,07 persen dari posisi sebelumnya di Rp 16.200 per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan melemahnya dolar AS menyusul serangkaian pembacaan ekonomi AS.

Baca juga: Saham-saham Big Caps Longsor, IHSG Ditutup Terjun ke Level 7.059,65

Terutama pada aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja yang mendorong kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di dunia itu melambat lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Prospek ekonomi yang lebih lemah juga membuat para pedagang memperkirakan potensi pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh Federal Reserve,” ucap Ibrahim dalam catatan harian.

Menurutnya, ada isyarat bahwa pemotongan suku bunga pada bulan September mungkin akan terjadi.

Baca juga: Pasar Saham Terkontraksi, IHSG Siang Ini Anjlok ke Level 7.162

Bank sentral AS (The Fed) diperkirakan berpotensi memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September 2024 dan dapat mengakhiri tahun dengan suku bunga turun sebesar 100 basis poin.

Pemangkasan suku bunga AS bisa berdampak terhadap penguatan nilai tukar rupiah.

Selain itu data indeks manajer pembelian swasta pada hari Senin menunjukkan sektor jasa Tiongkok tumbuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli 2024.

Baca juga: Jelang Rilis PDB, IHSG Berpotensi Terkonsolidasi, Simak Menu Saham Hari In

Ini menunjukkan bahwa beberapa aspek ekonomi tetap tangguh meskipun terjadi penurunan aktivitas manufaktur.

“Angka tersebut membantu meningkatkan sentimen terhadap Tiongkok, yang selama ini menjadi titik lemah utama bagi komoditas, yang merupakan ketahanan dalam perekonomian,” paparnya.

Ibrahim menambahkan pembacaan tersebut membantu sedikit meningkatkan sentimen terhadap Tiongkok setelah pembacaan yang suram pada sektor manufaktur minggu lalu.

Sejumlah pembacaan ekonomi utama Tiongkok akan dirilis minggu ini, termasuk data perdagangan dan inflasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini