TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak usaha PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Petrosea Tbk (PTRO) disebut sedang berada di jalur pemulihan yang signifikan.
Analis Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari mengatakan, ada dua faktor utama yang mendorong prospek positif PTRO.
"Pertama, prospek keuangan PTRO menjanjikan karena peningkatan volume kontrak pertambangan dari kontrak baru dan kontribusi yang lebih tinggi dari pertambangan batu bara seiring meningkatnya volume penjualan," ujar Yoga ditulis Rabu (7/8/2024).
Baca juga: Lowongan Kerja PT Petrosea Dibuka 4 Posisi, Pendaftaran Ditutup pada 21 Januari 2024
Sejak diambil alih oleh CUAN, PTRO telah mengamankan kontrak senilai 1,8 miliar dolar AS.
"Kontrak ini meningkatkan backlog pendapatan di sektor EPC dan kontrak pertambangan masing-masing sebesar 152 persen dan 60 persen, menunjukkan prospek pertumbuhan pendapatan yang kuat," tambah Yoga.
Selain itu, PTRO telah mengakuisisi aset pertambangan batu bara di Kalimantan Timur dengan cadangan hampir 50 juta ton.
Produksi pada tahun 2023 mencapai 0,3 juta ton, dengan rencana peningkatan menjadi 5 juta ton per tahun dalam 3-4 tahun ke depan.
"Ekspansi ini diharapkan menghasilkan pendapatan sebesar 250 juta dolar AS pada tahun 2028, menyumbang 22 persen dari total pendapatan," jelas Yoga.
Baca juga: IHSG Sesi I Menguat ke Level 7.217, Seluruh Saham Sektoral Menghijau
Faktor kedua yang mendukung pemulihan PTRO adalah masuknya pemegang saham baru yang membawa peluang substansial.
"Aset pertambangan yang belum tergarap dari CUAN dan PT Singaraja Putra Tbk (SINI), termasuk batu bara, emas, dan silika, dapat menyebabkan pertumbuhan bisnis dan pendapatan tambahan," tambah Yoga.
Diketahui, aset-aset ini masih dalam tahap pengembangan dan belum dimasukkan dalam proyeksi saat ini.
PTRO juga telah memulai diversifikasi bisnis kontraktor pertambangannya ke dalam proyek-proyek mineral seperti emas, bauksit, dan nikel.
Pada saat ini, perusahaan berhasil mengamankan kontrak dari tambang nikel yang dimiliki oleh anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan durasi dua tahun.
Selain itu, PTRO akan mendapatkan manfaat dari persetujuan pemerintah terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk sejumlah perusahaan pertambangan batu bara, yang memiliki target produksi sebesar 922 juta ton batu bara selama periode 2024-2026.