Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan, gambaran besar arsitektur RAPBN 2025 mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 197,8 triliun atau setara dengan 5,5 persen dari belanja negara.
Anggaran tersebut ditujukan untuk peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan, percepatan penurunan stunting dan penyakit menular seperti tubercolosis (TBC), serta penyediaan pemeriksaan kesehatan gratis.
Jokowi menjelaskan, arsitektur APBN 2025 adalah pilar penting untuk menjaga keberlanjutan melalui penguatan berbagai program unggulan yang berkesinambungan dari pemerintah sekarang ke pemerintah yang akan datang.
"APBN 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Jokowi saat berpidato tentang RUU APBN Tahun Anggaran 2025 Beserta Nota Keuangan, Jumat (16/8/2024).
Dalam kesempatan sama, Jokowi juga mengklaim upaya perbaikan di sektor kesehatan di eranya menunjukkan hasil yang baik.
Ia mengatakan, angka kematian bayi turun dari sebelumnya 27 per seribu kelahiran, menjadi 17 per seribu kelahiran di tahun 2023. Angka prevalensi stunting turun dari 37,2 persen menjadi 21,5 persen di tahun 2023.
Baca juga: Alokasi Anggaran Pendidikan Tahun Depan Rp 722,6 Triliun, Termasuk Perbaikan Gizi Anak Sekolah
Lalu, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga disebut mengalami kenaikan.
"Sebelumnya 133 juta, menjadi 273 juta di tahun 2024, di mana separuh dari jumlah tersebut adalah Penerima Bantuan Iuran dari pemerintah," ujar Jokowi.