Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo di tahun terakhir masa jabatannya mengklaim angka kemiskinan dan angka pengangguran Indonesia turun di 2024.
"Tingkat kemiskinan turun tajam menjadi 9,03 persen di tahun 2024," kata Joko Widodo di pidato Nota Keuangan APBN 2025 di DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Jokowi berujar, angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83 persen pada 2024. Sementara, indikator kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan.
"Dengan tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen pada tahun 2024," kata Jokowi.
Saat ini, menurut Jokowi, masyarakat telah merasakan kemajuan pembangunan infrastruktur yang Indonesiasentris. Mulai dari jalan tol dan jalan nasional, bendungan dan irigasi, pelabuhan dan bandara, pembangunan IKN Nusantara, dan masih banyak lainnya.
"Semua pihak bekerja keras untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berdaya saing, produktif dan inovatif melalui reformasi pendidikan, transformasi sistem kesehatan, serta penguatan jaring pengaman sosial," tambahnya.
Jokowi menyampaikan program Indonesia Pintar untuk pendidikan diberikan bagi sekitar 20 juta siswa per tahun, dan Program KIP Kuliah dan Bidik Misi untuk pendidikan 1,5 juta mahasiswa. Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk pendidikan diberikan kepada sekitar 45 ribu mahasiswa.
Selain itu, upaya perbaikan di sektor kesehatan juga menunjukkan hasil yang baik. Angka kematian bayi turun dari sebelumnya 27 per seribu kelahiran menjadi 17 per seribu kelahiran di tahun 2023.
Baca juga: Kemenko PMK: Angka Kemiskinan Ekstrem Di Enam Provinsi Papua Masih Tinggi
Angka prevalensi stunting turun dari 37,2 persen menjadi 21,5 persen di tahun 2023.
Sedangkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Indonesia pada Maret 2024 sebesar 9,03 persen dan menjadi yang terendah selama 1 dekade terakhir.
Baca juga: Anies Bilang Angka Pengangguran di Era Jokowi Cuma Turun 0,73 Persen, Kritik Omnibus Law
Dalam paparan laporan resmi statistik BPS di Jakarta, Senin (1/7/2024), BPS menguraikan penurunan kemiskinan terjadi baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan, namun wilayah pedesaan cenderung mengalami penurunan kemiskinan lebih cepat dibanding perkotaan.