News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Faisal Basri Meninggal Dunia

Faisal Basri Kena Serangan Jantung Dua Hari Lalu, Sempat Dirawat di Rumah Sakit Mayapada

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa karangan bunga di rumah duka mendiang Faisal Basri, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengungkap mendiang Faisal Basri mengalami serangan jantung.

Ia mengatakan, mendiang Faisal Basri sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit terlebih dahulu.

Faisal Basri dirawat di Rumah Sakit Mayapada yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.

"Putri beliau ngontak ke kantor dan baru memberitahukan ke saya dan beberapa teman. Kami dapatkan informasi beliau kena serangan jantung dua hari lalu dan sempat dirawat di rumah sakit, tapi mungkin Allah berkehendak lain," kata Tauhid di rumah duka Faisal Basri, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).

Baca juga: Duka Anies Baswedan, Mahfud MD hingga Arie Kriting dengar Kabar Ekonom Faisal Basri Meninggal Dunia

Ia mengatakan, mendiang Faisal Basri sudah memiliki masalah dengan jantungnya dan juga diabetes.

"Jadi, walaupun ke kantor, tak lupa untuk bawa obat dan sebagainya dan menjaga betul untuk makanan," ujar Tauhid.

Ia mengatakan, Faisal Basri merupakan sosok yang senang berdiskusi bersama para juniornya.

"Beliau juga mungkin karena rokok dia senang, karena berfikir, dan senang berdiskusi di ruang terbuka, santai, dengan kolega maupun kami juniornya," ucap Tauhid.

Profil Faisal Basri

Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia.

Pemilik nama Faisal Nur Fiqih itu merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (UI).

Ia adalah keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI, Adam Malik.

Lulus dari UI pada 1985, Faisal Basri melanjutkan pendidikan S2 dan sukses meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).

Dikutip dari lpem.org, kariernya sebagai akademisi dimulai dari pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UI untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981-sekarang).

Ia juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).

Pada 1996, Faisal Basri pernah menerima penghargaan selaku Dosen Teladan III UI.

Faisal Basri juga pernah diamanatkan menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Ia merupakan pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000).

Di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim Perkembangan Perekonomian Dunia pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).

Selain mengajar, Faisal Basri juga kerap menulis buku dan artikel di berbagai jurnal serta media massa.

Tahun 2002, ia diangkat menjadi anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Faisal Basri juga terjun ke dunia politik dengan mendirikan Majelis Amanah Rakyat (Mara).

Mara merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional (PAN).

Di partai berlambang matahari itu, Faisal Basri mengemban tugas sebagai Sekretaris Jendera (Sekjen) periode 1998-2000.

Pada 2000, ia keluar dari partai yang saat itu dipimpin Amien Rais dan mendirikan organisasi Pergerakan Indonesia yang mencita-citakan politik bersih, berkarakter, dan berideologi.
Sejumlah tokoh ikut mendirikan organisasi tersebut, antara lain Budiman Sudjatmiko dan Faisol Reza.

Budiman Sudjatmiko sempat bergabung dengan PDIP tapi kemudian dipecat, sedangkan Faisol Reza merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb untuk mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen.

Namun, ia tidak berhasil memenangkan Pilkada 2012 sebab mendapat suara lebih sedikit dari Joko Widodo, Fauzi Bowo, dan Hidayat Nur Wahid.

Namun, pasangan ini mendapatkan lebih banyak suara ketimbang Alex Noerdin dan Hendardji Soepandjo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini