Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimis, bisa mencapai Net Zero Emission (NZE) lebih cepat dari yang ditargetkan pemerintah yakni tahun 2050.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2024 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024).
"Kami yakin bahwa kami bisa achieve NZE pada tahun 2050, karena kami sudah memiliki strategi untuk mencapai hal tersebut," kata Agus Gumiwang.
Agus menyebut bahwa pihaknya tengah merumuskan kebijakan mengenai batas atas emisi karbon di masing-masing sektor industri. Hal itu sebagai strategi untuk menciptakan NZE di tahun 2050. Namun sayangnya, dia enggan menjelaskan lebih rinci menyoal hal tersebut.
Baca juga: Dukung Net Zero Emission di 2050, BRI Jalankan Program Zero Waste dan BRI Menanam
"Kita juga sedang melakukan merumuskan beberapa kebijakan termasuk kebijakan mengenai batas atas emisi di masing-masing sektor tapi kita akan mulai dari 7 sektor prioritas yang kita anggap bahwa terhadap emisinya lebih tinggi atau tinggi sekali," jelasnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita mengatakan, pengembangan hidrogen hijau adalah salah satu strategi untuk mencapai target NZE industri tahun 2050.
“Hidrogen adalah alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan merupakan media penyimpan energi yang ideal,” kata Reni dalam acara diskusi bertajuk "Pengembangan Hidrogen sebagai Komoditas Strategis Industri" di Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024).
“Apalagi jika dibangkitkan dari sumber energi terbarukan atau green hydrogen,” lanjutnya.
Reni mengatakan, hidrogen adalah penghubung rantai energi yang berkelanjutan dan bebas emisi dari awal hingga akhir. Namun, penggunaan hidrogen sebagai energi dalam skala besar perlu didukung oleh berbagai hal.
Contoh seperti infrastruktur produksi, penyimpanan, dan transportasi ke pengguna akhir yang handal, aman, memadai, dan ekonomis. Hal tersebut memunculkan tantangan sekaligus peluang yang sangat besar bagi pengembangan industri hidrogen ke depan.
"Oleh karena itu, industri harus bersiap untuk mengambil peluang ini dengan mempersiapkan penyediaan infrastruktur dan teknologi yang paling efisien dan sesuai dengan standar keamanan yang memadai," ujar Reni.