News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dunia Usaha Perlu Lebih Banyak Serap Penyandang Tunanetra untuk Pekerjaan Sektor Formal 

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diskusi paparan hasil riset tentang serapan pekerja tunanetra oleh dunia usaha untuk pekerjaan sektor formal di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024.

Melalui penelitian ini, Indonesia juga belajar dari kemajuan yang telah dicapai oleh para tunanetra melalui dukungan kebijakan pemerintah dan sektor swasta di Filipina dan Vietnam.

Aria Indrawati, Kabag. Humas & Divisi Ketenagakerjaan Yayasan Mitra Netra mengatakan, keterlibatan Mitra Netra dalam proyek penelitian ini merupakan bentuk komitmen lembaganya memberdayakan dan mendukung tunanetra agar dapat hidup mandiri, cerdas, dan bermakna dalam masyarakat yang inklusif.

"Kami juga berharap, baik pemerintah pusat dan daerah, serta pemberi kerja dari sektor BUMN, BUMD, dan swasta dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai landasan untuk merumuskan kebijakan dan program yang lebih efektif," ujarnya dalam paparannya.

Hasil penelitian ini juga untuk mendorong praktik inklusif di tempat kerja, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi tunanetra.

Dijelaskan, kelompok usia yang diteliti lebih dari 90 persen tenaga kerja penyandang tunanetra saat ini berusia di bawah 45 tahun, sementara itu lebih dari 50 persen merupakan pekerja yang berada pada kelompok usia 26–35 tahun.

Latar belakang responden yang sudah bekerja didominasi bidang pendidikan 28 persen (pengajar), bidang sosial 16 persen (termasuk di LSM), bidang administrasi 16 persen, keterampilan memijat dan fisioterapi 15 persen, bidang teknologi informasi 8 persen, dan bidang keuangan 3%.

Yosuke Ishikawa, Direktur Program The Nippon Foundation mengatakan, lembaganya terlibat dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menghambat penyandang disabilitas visual dalam mendapatkan kesempatan kerja.

"Khususnya apa saja keberhasilan dan kegagalan hasil kerja melalui penelitian berbasis bukti, sehingga penyandang disabilitas visual dapat memperoleh akses kepada pekerjaan yang lebih aman setelah menyelesaikan pendidikan tinggi," ujarnya.

Melalui penelitian ini, The Nippon Foundation berharap Yayasan Mitra Netra dan organisasi mitranya di Vietnam dan Filipina dapat mewujudkan mekanisme dukungan ketenagakerjaan yang berkelanjutan dan menjadi model bagi wilayah lain untuk mempromosikan ketenagakerjaan yang lebih inklusif.

Berdasar hasil survei, wawancara, dan Focussed Group Discussion (FGD), akhirnya didapatkan hasil yang memberikan gambaran akan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan penyandang tunanetra di sektor ketenagakerjaan formal, baik yang bersifat internal maupun eksternal. 

Dari sisi gender, ditemukan tren positif mengenai kesetaraan akses pada semua sektor.

Selama ini ada anggapan umum bahwa perempuan tunanetra mendapat akses yang lebih terbatas dibanding laki-laki tunanetra.

Namun pada penelitian tiga negara ini terdapat 40?ri mereka yang bekerja dan menunggu pekerjaan di antara peserta tunanetra adalah perempuan, sementara laki-laki 60%.

Data responden Indonesia juga tidak berbeda jauh, yaitu 64% laki-laki dan 36% perempuan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini