Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PGN Tbk yang merupakan Subholding Gas Pertamina membidik potensi pengembangan gas bumi untuk sektor industri sebesar 15 billion british thermal unit per day (BBTUD) di wilayah Sulawesi.
Keseriusan PGN untuk mencapai potensi tersebut yakni melakukan penandatanganan 2 Memorandum of Understanding (MOU) terkait potensi pengembangan pemanfaatan gas bumi di Sulawesi Selatan.
Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini mengungkapkan, yang pertama PGN menandatanganai nota kesepahaman bersama KSO Indogawa serta Siantar Tara Sejati untuk memenuhi gas bumi untuk pembangkit listrik di Sulawesi Selatan.
Potensi pasokan gas bumi untuk kebutuhan tersebut sebesar 5 BBTUD.
Baca juga: PGN Agresif Kembangkan Market Gas Bumi di Indonesia Timur
Selanjutnya, PGN menandatangani MoU dengan Kawasan Industri Pattene. Kawasan Industri Pattene yang memiliki luas kurang lebih 1.000 hektar serta sekitar 50 tenant industri, sehingga kerja sama ini menjadi lokasi strategis untuk memperluas penetrasi pasar PGN.
Ratih mengungkapkan, kedepannya jumlah tenant di kawasan industri tersebut semakin bertambah sehingga potensi penyerapan gas bumi juga akan meningkat.
“PGN berupaya menjadikan kolaborasi sebagai sinergi yang bermanfaat bagi pengembangan industri dan perekonomian daerah," papar Ratih dalam keterangannya, dikutip Senin (7/9/2024).
"Diharapkan, seluruh pihak dapat segera menindaklanjuti agar menjadi kerja sama yang konkrit di mana gas bumi dapat menjadi salah satu daya tarik investasi,” sambungnya.
Ratih melanjutkan, PGN berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pasokan gas bumi sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal.
Menurutnya, sebagai aggregator gas bumi nasional, PGN menyediakan layanan gas pipa, LNG maupun CNG sehingga bentuk penyaluran gas bumi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
“Kerja sama ini bernilai bagi PGN yang saat ini tengah mengembangkan market di Sulawesi," papar Ratih.
"Di samping itu, PGN ingin penggunaan gas bumi di dalam bauran energi bersih semakin terutama di wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Melalui komitmen ini, PGN berharap menyumbang pengurangan emisi karbon di masa transisi energi,” pungkas Ratih.