"Ketegangan global secara historis bertepatan dengan lonjakan harga emas. Misalnya, selama invasi Soviet ke Afghanistan tahun 1979, nilai emas meningkat lebih dari dua kali lipat," katanya kepada Newsweek.
"Tidak mungkin untuk mengetahui ke mana arah harga emas tetapi jika dilihat secara lebih luas, itulah tujuan emas yakni menjadi lindung nilai atau tempat berlindung terhadap ketidakpastian," kata Dr. Peter C. Earle, seorang ekonom di American Institute for Economic Research, dikutip dari CBS News.
Emas Batangan
Tumpukan emas batangan terletak di atas latar belakang berwarna emas.
Harganya melonjak karena penurunan suku bunga, konflik geopolitik, dan daya tarik investor baru, menurut para ahli kepada Newsweek.
Matthew Jones, analis logam mulia di Solomon Global, mengatakan harga emas bisa mencapai $3.000 jika Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran.
Teheran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel pada hari Selasa, 1 Oktober, sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hamas dan Hizbullah oleh Israel .
"Kini tampaknya eskalasi yang sangat ditakutkan menjadi perang regional telah tiba, mengingat rudal balistik yang ditembakkan ke Israel kemarin. Israel telah berkomitmen untuk melakukan serangan balasan lebih lanjut terhadap kilang minyak dan lokasi nuklir Iran," kata Jones.
"Harga emas akan mencapai dan melampaui $3.000 tepat saat Israel meluncurkan rudalnya."
Selain perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah harga emas mengalami peningkatan, berkat investor baru dan lonjakan pembelian emas oleh bank sentral timur.
"Sebagai penjual konvensional, kami melihat banyak pembeli baru. Dengan kenaikan nilai emas sebesar 25 persen dalam enam bulan terakhir, hal itu menarik investor baru," kata Fulton.
Diborong Bank Sentral China
Ia juga menyebutkan peningkatan pembelian dari bank sentral di China dan India.
Sebuah laporan oleh Reuters mengatakan bahwa Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) telah membeli emas selama 18 bulan berturut-turut.
Dan nilai cadangan emasnya naik menjadi $182,98 miliar pada akhir Agustus, dibandingkan dengan $176,64 miliar pada akhir Juli.
"Kami tidak melihat hal ini akan mereda dalam waktu dekat," kata Luciano Duque, kepala investasi di C3 Bullion, kepada Newsweek .