Kemudian, Jokowi juga mewanti-wanti masih adanya konflik di beberapa negara seperti Rusia-Ukraina hingga Israel dengan tiga negara yaitu Palestina, Lebanon, dan Iran.
Ia pun mengungkapkan konflik antar negara ini turut menjadi tantangan untuk membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia.
"Itulah yang tadi saya sampaikan, optimisme itu penting. Jangan kita terjebak pada rasa pesimisme karena ketidakpastian global dan geopolitik dan lain-lainnya," tegas Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi juga mengungkapkan perubahan iklim turut berdampak terhadap proses Indonesia menuju sebagai kekuatan ekonomi global.
Jokowi turut menyoroti produktivitas di dalam negeri yang juga sebagai syarat untuk membuat Indonesia menjadi kekuatan ekonomi global.
"Bagaimana menaikan produktivitas, semuanya menjadi PR besar bagi pemerintahan yang akan datang," jelasnya.
Di sisi lain, Jokowi menegaskan Indonesia telah memiliki modal besar untuk menuju menjadi kekuatan ekonomi global seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi terkendali, keyakinan konsumen, tren spending index atau indeks nilai belanja yang meningkat, hingga produk domestik bruto (PDB) yang turut meningkat.
"Ini yang harus kita jaga, yang penting pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 5 persen atau sesuai yang disampaikan oleh Pak Prabowo bisa mencapai target 8 persen untuk mempercepat negara Indonesia masuk sebagai negara maju," katanya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)