“Awalnya proses secara tradisional itu memerlukan waktu sekitar 1 mingguan. Namun, dengan mesin ini, diperlukan waktu 4 jam. Mulai dari pemarutan, pemisahan ampas dan pati sagu, hingga pengendapan," kata Vitha lagi.
Pada 21 Maret 2023 lalu, Presiden Jokowi meresemikan PYCH sebagai tindak lanjut dari pertemuan Presiden Jokowi dengan Papua Muda Inspiratif (PMI) di tahun 2019.
“Papua Youth Creative Hub merupakan sebuah wadah. Wadah untuk memberikan kesempatan kerja. Peluang kerja yang sangat bagus bagi masyarakat, terutama para pemuda di Papua," kata Jokowi saat meresmikan PYCH, 21 Maret 2023 lalu.
Jokowi mengatakan ia tidak mau pemuda Papua hanya bercita-cita menjadi PNS saja. Namun, pemuda Papua memiliki mimpi lain, dapat mengimplementasikan bakat dan minatnya, menghasikan sebuah kreativitas yang tentu saja dapat meningkatkan perekonomian bagi Provinsi Papua.
“Papua youth creative hub ini kita bangun. Kita ingin memberikan kesempatan anak muda yang memiliki kreativitas, inovasi, keinginan besar untuk bergerak di bidang fashion, industri kreatif, peternakan, perikanan."
"Semuanya memiliki kesempatan karena saya melihat peluang di Tanah Papua masih sangat besar sekali,” kata Jokowi.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay, Ondoafi George Awi menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas upaya memajukan masyarakat Papua.Terkhusus, dibangunnya gedung PYCH sebagai pusat pengembangan diri generasi muda Papua.
Tokoh Adat Port Numbay itu juga berkesempatan mengalungkan Noken ke Presiden Jokowi saat tiba di PYCH, di Jalan Baru Youtefa saat itu.
"Atas nama masyarakat Papua, kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden atas fasilitas gedung yang begitu megah, bagus. Gedung ini akan mewadahi semua anak-anak Papua, untuk mereka mampu mengekspresikan mereka punya kreasi dan bakat," kata George Awi.
Sejak diresmikan, PYCH sudah melatih ribuan anak muda Papua. Banyak pemuda Papua yang telah memanfaatkan wadah ini untuk mendapatkan akses permodalan, pelatihan, serta meningkatkan ekonomi mereka. Di tahun 2015 lalu, Presiden Jokowi juga sempat menyambangi pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Sorong Selatan.
Sagu memang identik dengan Provinsi Papua dan akan selalu menemani setiap hidangan yang disajikan oleh masyarakat disana. Dilansir dari kanal indonesiakaya.com pohon sagu tumbuh melimpah di wilayah ini, jauh melebihi jumlah ladang padi atau gandum. Hal ini menjadikan Papua kaya akan kuliner khas berbahan dasar sagu.
Tanaman sagu mudah dijumpai di daerah dataran rendah berawa, pesisir, atau pulau-pulau di lepas pantai Papua. Sagu yang ada saat ini merupakan warisan nenek moyang, tumbuh alami tanpa pernah ditanam.
Sebelum mengenal beras sebagai makanan pokok, masyarakat Papua menjadikan sagu sebagai makanan utama. Sagu menjadi alternatif makanan pokok selain nasi.
Pada Juli 2024 lalu, sebuah proyek bertajuk Peningkatan kapasitas petani mengenai peningkatan pengolahan dan rantai nilai sagu di Jayapura, Provinsi Papua digelar. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Jayapura Jenny Deda dalam kesempatan itu mengingatkan pohon sagu tidak boleh punah, budidaya sagu untuk generasi menjadi tanggung jawab bersama.
Badan internasional PBB, The Food and Agriculture Organization (FAO) of The United Nations di Indonesia, bersama Analisis Strategis Papua (APS) dan Pemerintah Kabupaten Jayapura memulai inisiatif untuk mendukung petani kecil yang terlibat dalam produksi sagu disana