Pemerintah daerah menilai kerjasama tersebut sangat positif. Pada umumnya masyarakat mengolah sagu menjadi makanan papeda atau sagu forno (sagu gula merah).
Olahan tersebut hingga kini masih dilakukan secara tradisional. Karena itu, ia berharap dari kegiatan tersebut masyarakat dapat belajar mengenal kualitas sagu sehingga olahan tradisional dapat menjadi produk makanan yang punya kualitas dan gizi yang baik.
"Kalau di Indonesia hutan sagu terluas di Riau di Papua, kita harus banyak belajar. Tim ahli dari FAO akan membentuk pengetahuan dan membagi pengalaman mereka keliling Indonesia sehingga hal ini bisa digali bersama," ujarnya.