TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Limbah kerap tidak terpakai dan langsung dibuang. Sebab, limbah adalah zat yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik.
Baca juga: Jadi Eksportir Terbesar Dunia, Indonesia Kuasai 80 Persen Pasar Gambir Global
Namun bagi SMK Negeri 3 Payakumbuh, Sumatera Barat, limbah dimanfaatkan dengan baik. Dalam ajang program Madani Entrepreneur Academy (MEA) mereka melakukan inovasi produk home decor berbahan dasar limbah gambir.
Limbah cair gambir merupakan cairan hasil samping dari proses pengolahan daun dan ranting tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb)yang masih banyak mengandung tanin dan belum dimanfaatkan.
Provinsi Sumatera Barat saat ini juga merupakan penghasil gambir terbesar yakni sekitar 90 persen dari total produksi gambir nasional dan merupakan pengekspor terbesar gambir dunia dengan jumlah ekspor lebih dari 80 persen.
Baca juga: Pengusaha Bisa Bangun Hunian di Desa untuk Program 3 Juta Rumah, Wamen Fahri: Statusnya Sumbangan
“Kami menemukan potensi limbah gambir, sisa dari pengolahan yang sering terabaikan dan kami bertekad mengubahnya menjadi produk berguna. Setelah dua bulan riset, kami berhasil menciptakan lampu tidur, bantal, dan kerajinan lainnya,” ujar Risti perwakilan dari Tim Rancak SMK Negeri 3 Payakumbuh, Sumatera Barat, Rabu(23/10/2024).
Tim Rancak lanjut Risti merasa bersyukur dapat mengikuti MEA. “Pelatihan ini memberi kami wawasan baru dan strategi untuk mengembangkan usaha kami. Kami berharap program MEA terus ada untuk mencetak lebih banyak entrepreneur muda dari daerah,” ujarnya.
Dari karya inovasi tersebut Tim Rancak menerima hadiah Rp 10 juta karena berhasil menyabet juara I. Hadiah dialokasikan sebagai modal untuk mengembangkan portofolio bisnis mereka.
Diketahui MEA merupakan bagian dari komitmen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang memberikan manfaat tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga sosial, lingkungan, serta dalam hal hukum dan tata kelola yang terintegrasi, terarah, dan dapat dipertanggungjawabkan melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Sebanyak 1.347 peserta dari berbagai latar belakang pendidikan, terdiri dari siswa aktif SMK/A atau MA/MAK sederajat di seluruh Indonesia mengikuti program Madani Entrepreneur Academy (MEA).
Baca juga: Anak Pengusaha Skincare Sukses di Makassar Tertipu Rp4,9 M Modus Masuk Akpol, Ini Sosok Pelaku
Dari jumlah tersebut, 60 kelompok dengan masing-masing tiga anggota akan diseleksi dari 449 tim yang mendaftar, mencakup 293 sekolah di 125 kota/kabupaten dari 22 provinsi.
Menariknya, sebanyak 435 kelompok berasal dari daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) menunjukkan semangat kewirausahaan yang luar biasa dari generasi muda di wilayah tersebut.
Direktur Bisnis PT PNM, Prasetya Sayukti mengatakan entrepreneurship adalah keterampilan yang perlu diasah. Namun sayangnya, kata dia masih sedikit anak muda di Indonesia yang memiliki jiwa kewirausahaan.
"Oleh karena itu, PT PNM bersama pemerintah berupaya menciptakan ruang bagi perkembangan jiwa entrepreneur,” kata Prasetya.
Tema MEA 2024 adalah 'Muda yang Melanjutkan' menggambarkan keyakinan bahwa generasi muda adalah kunci untuk melanjutkan semangat kewirausahaan di tengah tantangan zaman.
Melalui program tersebut lanjut Prasetya, PNM berkomitmen memberikan dukungan dan bimbingan agar para entrepreneur muda dapat berinovasi, beradaptasi, dan menciptakan solusi yang berdampak, terutama bagi mereka dari daerah 3T yang berpotensi membangun masa depan lebih baik.
MEA menawarkan pelatihan komprehensif, mulai dari manajemen bisnis dan pemasaran digital hingga pengembangan produk.
Peserta juga mendapatkan akses ke mentor berpengalaman dan jaringan bisnis yang luas, membantu mereka merealisasikan ide-ide bisnis yang mungkin sebelumnya terhambat.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 'Madani Entrepreneur Academy 2024: Langkah PNM Mencetak Enterpreneur Muda dari Daerah 3T'