TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Sebanyak 26.000 santri dari berbagai pondok pesantren di wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi dan wilayah lain di Jawa Barat mengikuti program Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren sekaligus semangat wirausaha di kalangan santri.
Program ini dipusatkan di Pondok Pesantren Al-Kaukab, Bogor dihadiri 60 perwakilan pengurus pesantren wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, serta peserta daring dari berbagai daerah lainnya.
Program SBP mendorong pesantren mengembangkan wawasan ekonomi mereka melalui pelatihan dan pemberdayaan yang melibatkan dan terfokus pada pengurus pesantren, para santri, serta masyarakat sekitar pesantren.
Baca juga: Gubernur Kalteng Bantu Mahasiswa Kurang Mampu lewat TABE Wirausaha dan Pasar Murah
Basnang Said, Direktur Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, mengapresiasi program SBP.
Dia menyebutkan, sejak 2019 hingga 2024, jumlah pesantren di Indonesia naik dari 29 ribu menjadi 41 ribu pesantren atau bertambah hingga 11 ribu pesantren.
"Salah satu fungsi penting pesantren adalah pemberdayaan masyarakat. Apa yang digagas hari ini adalah bagian dari ikhtiar yang sudah lama dilakukan oleh pondok pesantren," ujarnya.
Karena itu pihaknya mendukung penuh kemandirian pesantren melaui program ini. Program Sekolah Bisnis Pesantren diselenggarakan Danone Indonesia bersama Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor.
Ustad Ahmad Tazakka Bonanza dari Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren mengatakan, kegiatan akan melibatkan kurang lebih 160 pesantren.
"Jumlah santri yang akan terdampak dari program ini tidak kurang dari 26.000 santri di data kami, tersebar dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta daerah lainnya. Salah satu nilai unggul program ini adalah pendampingan yang berkelanjutan selama tiga tahun," sebutnya.
Kehadiran Program SBP diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inisiasi bisnis pesantren, kesejahteraan santri melalui entrepreneurship dan dampak ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.
Program akan dijalankan bertahap, dimulai dari asesmen potensi bisnis pesantren, edukasi dan pendampingan untuk berbagai pelatihan bisnis serta dana hibah dan pengembangan produk lokal. Dengan demikian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal, serta menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan bagi pesantren.
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia mengatakan program SBP diharapkan dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren. "Sehingga santri dapat lebih mandiri, sekaligus mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan pesantren," ujarnya.
Peluncuran program ini dihadiri Ustad Ahmad Tazakka Bonanza, Ketua Pengurus Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan SEP dan K.H Abdul Basyit Mahfuf, Ketua RMI Kabupaten Bogor; serta KH. Aim Zaimudin LC, MA, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, Bogor; DR. K.H Khoirul Huda Basyir, Lc. M.Si, Pengasuh PPTQ Al Kaukab.