Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menilai bahwa kini toko kelontong tradisional dan ritel modern sudah saling melengkapi satu sama lain.
Dulu pada saat awal-awal ritel modern mulai bermunculan, kehadirannya dianggap dapat mengancam keberadaan toko kelontong tradisional.
"Dulu itu ketika ada ritel modern, ya dulu awal-awal ada ritel modern, itu dianggap yang toko kelontong tradisional itu akan mati," kata Budi dalam acara yang diselenggarakan salah satu perusahaan retail nasional di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2024).
Baca juga: Motif Pembunuhan Bos Toko Kelontong, Jasad Dibuang ke Pamulang, 2 Pelaku Ditangkap
Namun, kini kondisinya justru berbeda dengan anggapan tersebut.
Budi menyebut ritel modern dan toko kelontong tradisional sekarang justru bisa menghubungkan dan mendukung satu sama lain.
"Nah, sekarang ada pola kemitraan antara ritel modern dengan toko tradisional, sehingga kita ini bisa membuat kemitraan yang strategis yang saling menghubungkan, bisa mendukung satu dengan yang lain," ujar Budi.
Budi kemudian mengungkap jumlah toko kelontong di Indonesia ada sekitar 3,9 juta. Penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM pun mencapai 97 persen.
"Toko kelontong ini jumlahnya cukup besar. Ada sekitar 3,9 juta atau sekitar 90 persen dari ritel yang ada di Indonesia. UMKM ini menyerap tenaga kerja sekitar 97 persen," ucap Budi.
Ia pun mengingatkan agar kerja sama antara ritel modern dan toko kelontong bisa saling menguntungkan.
Pemerintah dipastikan berkomitmen untuk memberikan atau menghubungkan antara UMKM dengan pengusaha besar.