News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Survei Pataka: Beberapa Daerah Masih Kekeringan Meski Musim Hujan, Pemerintah Perlu Tinjau Ulang HPP

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani memanen padi di Desa Rancasenggang, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (27/07/2020). (Tribun Jabar/Zelphi)

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) membeberkan  hasil Survei Keragaan Produksi dan Harga Beras Nasional Oktober 2024.

Pertumbuhan produktivitas padi pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik 0,95 persen per bulan, pertumbuhan produktivitas padi pada Agustus-September 2024 rata-rata naik sebesar 2,27 persen per bulan dan pertumbuhan produktivitas padi pada September-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 0,87 persen per bulan.

Pertumbuhan produktivitas pada September-Oktober 2024 berada dibawah nilai rata-rata produktivitas padi periode sebelumnya yakni Mei-September 2024, serta lebih rendah dibandingkan Agustus-September.

"Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan produktivitas padi, yang disebabkan oleh jumlah petani yang panen semakin berkurang, serta kenaikan serangan OPT dan kekeringan," ujar Ketua Pataka Ferry Sitompul dalam paparan di Jakarta, Selasa, 12 November 2024.

Terkait indikator Luas Area Sawah yang Tidak Terairi, survei Pataka mendapati temuan pertumbuhan luas area sawah yang tak terairi pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik sebesar 28,06 persen per bulan.

Terkait indikator Kinerja Harga Jual Gabah di Tingkat Petani diketahui, pertumbuhan harga jual gabah pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik 2,07 persen per bulan dan pertumbuhan harga jual gabah pada Agustus-September 2024 rata-rata naik 2,38 persen per bulan.

Di sisi lain, pertumbuhan harga jual gabah pada September-Oktober 2024 rata-rata turun 2,61 persen per bulan.

Dengan demikian, harga jual gabah di bulan September-Oktober turun dibandingkan periode Agustus-September. "Hal ini karena suplai gabah di bulan September tercukupi karena banyak petani yang panen di bulan September," ujar Ferry Sitompul.

Survei Pataka juga menyasar indikator Kinerja Harga Beli Gabah di tingkat pengepul.

Diketahui, pertumbuhan harga beli gabah pada Mei-Oktober 2024 rata-rata naik 2,34% per bulan dan pertumbuhan harga beli gabah pada Agustus-September 2024 rata-rata naik 2,82% per bulan.

Sementara itu, pertumbuhan harga beli gabah pada September-Oktober 2024 rata-rata turun sebesar 1,17% per bulan.

Baca juga: Bos Bapanas Janji Hentikan Impor Beras Saat Masuki Masa Panen Padi

Dengan demikian, bisa disimpulkan harga beli gabah di tingkat pengepul mengalami penurunan karena mengikuti tren dari harga jual gabah di tingkat petani. 

Ada dua hasil temuan utama survei bulan November 2024 ini:

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini