Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy menyatakan, ekonomi Indonesia selama 20 tahun tumbuh stagnan sebesar 5 persen.
Hal itu menjadi tantangan pembangunan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sebab, Indonesia masih terjebak dalam pendapatan kelas menengah.
"Ekonomi Indonesia tumbuh stagnan pada kisaran 5 persen selama 20 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan terjebak dalam pendapatan kelas menengah selama lebih dari 30 tahun," ujar Rachmat dalam acara RPJPN di Kantor Bappenas, Selasa (19/11/2024).
Baca juga: Keterampilan Baru, Peluang Baru, Peran Pelatihan dalam Mendukung Kelas Menengah Indonesia
Rachmat mengatakan, kualitas SDM Indonesia pun masih relatif rendah dengan Indeks Modal Manusia baru mencapai 0,54 dan Skor PISA Indonesia masih relatif tertinggal dibawah rata-rata negara OECD.
"Selanjutnya, di bidang kesehatan masih dihadapi oleh angka stunting, kematian ibu, dan kematian bayi yang masih tinggi. Dan, masih perlunya upaya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia," jelas Rachmat.
Padahal menurutnya, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi sebuah Negara yang besar. Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan PDB ke-16 terbesar di dunia dan jumlah penduduk terbesar keempat dunia.
Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan alam, seperti kekayaan mineral dan kekayaan hayati, seperti cadangan nikel terbesar dunia, produsen CPO terbesar dunia, produsen kelapa kedua dunia, serta produsen rumput laut terbesar kedua dunia.
"Secara geografis, wilayah Indonesia berada dilintasan tiga Alur Lintas Kepulauan Indonesia (ALKI) yang menjadi aset perhubungan penting di kawasan Asia Tenggara," ungkapnya.