News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendapatan Integrasi Layanan Keuangan di Indonesia Diprediksi Tembus 8,79 Miliar Dolar AS

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Indonesia Embedded Finance Forum 2024 di Jakarta. Kegiatan ini menyoroti dampak transformasi embedded finance dalam industri perbankan dan,menekankan bagaimana kemitraan strategis mendorong inovasi dan customer experience.

 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor embedded finance atau integrasi layanan keuangan di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat didorong oleh adopsi teknologi digital dan integrasi layanan keuangan yang mulus ke dalam platform non-keuangan di berbagai industri. 

Berdasarkan laporan dari Research and Markets, industri embedded finance diprediksi akan terus tumbuh dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 32,4 persen dari 2024 hingga 2029.

Di Indonesia, revenue dari embedded finance diperkirakan akan naik dari 2,16 miliar dolar AS pada 2024 menjadi 8,79 miliar dolar AS pada 2029 yang  didorong oleh adopsi digital yang cepat dan inisiatif pemerintah dalam mempromosikan inklusi keuangan.

CEO Oradian, Antonio Separovic mengatakan, seiring dengan perubahan industri akibat embedded finance memungkinkan perusahaan non-keuangan untuk mengintegrasikan layanan keuangan secara mulus ke dalam produk mereka sementara institusi keuangan menghadapi tantangan dalam mengadopsi teknologi yang fleksibel dan adaptable.

"Perubahan ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas keuangan, tetapi juga membuka peluang pendapatan baru dengan menjangkau komunitas yang belum terlayani (underserved) dan menawarkan produk keuangan yang lebih personal," katanya saat Indonesia Embedded Finance Forum 2024 di Jakarta belum lama  ini.

Indonesia Embedded Finance Forum 2024 di Indonesia juga menyoroti dampak transformasi embedded finance dalam industri perbankan, menekankan bagaimana kemitraan strategis mendorong inovasi dan customer experience. 

Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat ini, kata dia institusi keuangan perlu berinvestasi dalam core infrastructure dan menjalin kemitraan strategis dengan pemain non-tradisional, agar dapat memenuhi tantangan regulasi dan memberikan pengalaman yang terintegrasi.

"Sebagai platform core-banking di Indonesia, kami memahami bahwa embedded finance mengubah cara institusi keuangan berinteraksi dengan pelanggan dan menyediakan layanan mereka," katanya.

Baca juga: Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh, Mulai dari Layanan Keuangan Hingga Transportasi Online

Dikatakannyka, digitalisasi tidak hanya soal bekerja dengan klien atau UMKM, tapi bagaimana sistem back-end bekerja secara harmonis agar bank tradisional dan fintech dapat memanfaatkan peluang ini secara efektif, mereka membutuhkan solusi teknologi yang efisien, tangkas, dan dapat beradaptasi dengan cepat sesuai dengan perubahan permintaan pasar dan lanskap regulasi.

"Kemampuan untuk berintegrasi dengan pemain non-tradisional dan memenuhi kebutuhan komunitas yang terus berkembang akan menjadi kunci sukses di era ekonomi digital," ungkap Antonio.

Baca juga: 90 Persen UMKM di Asia Tenggara Masih Terkendala Akses Layanan Keuangan

Embedded finance memberikan peluang bagi bisnis untuk menambahkan layanan keuangan ke dalam produk mereka, membuka jalur pendapatan baru dan memperluas market presence.

"Kesuksesan embedded finance dalam platform lifestyle seperti Grab, Tokopedia, Shopee, serta layanan pembayaran seperti Apple Pay, menunjukkan bagaimana bank dan fintech dapat belajar dari contoh global maupun lokal untuk menciptakan customer experience yang menarik dan membuka peluang pendapatan baru," katanya.

Namun, perjalanan menuju implementasi embedded finance yang efektif menghadirkan tantangan tersendiri. Integrasi lintas kanal digital membutuhkan infrastruktur yang adaptif serta langkah-langkah cybersecurity yang ketat untuk memastikan scalability dan integritas data.

Solusi berbasis cloud, open API, dan analisis data real-time menjadi komponen penting, yang memungkinkan institusi untuk menangani volume transaksi yang tinggi dan menghadirkan pengalaman tanpa hambatan.

Di tengah lanskap keuangan Indonesia yang semakin berkembang, bank lokal dan fintech harus memprioritaskan inovasi dan membentuk kemitraan lintas industri untuk tetap kompetitif, mempertahankan posisi pasar, dan meraih peluang growth baru.

Tony Pham, Head of Business Development - Asia, Oradian mengatakan, embedded finance adalah soal bagaimana mendatangi pelanggan di platform yang sudah terhubung dengan mereka, di luar kanal perbankan dan aplikasi tradisional, baik ketika mereka berbelanja di platform e-commerce atau memesan tiket perjalanan di platform online travel.

"Perubahan ini menuntut sistem back-end yang dapat beradaptasi untuk mendukung jutaan transaksi per detik demi pengalaman real-time yang smooth," katanya.

Agar embedded finance dapat berkembang, core infrastructure harus fleksibel, scalable, dan terbuka untuk integrasi, sehingga memungkinkan layanan keuangan untuk terhubung secara lancar dengan berbagai ekosistem digital.

"Masa depan embedded finance di Indonesia ada pada kemampuan kita menciptakan interoperability ini dan membangun ekosistem yang gesit dan customer-centric," katanya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini