News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BRI Manfaatkan AI untuk Pendukung Produktivitas Tanpa Menghapus Peran Manusia

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M Nugraha.

TRIBUNNEWS.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menegaskan komitmennya dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai alat pendukung produktivitas, tanpa menghilangkan peran manusia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi digital perusahaan untuk meningkatkan layanan kepada nasabah sekaligus memberdayakan pekerja.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M Nugraha, mengungkapkan bahwa keberadaan AI tidak akan menggantikan peran manusia. “Peran kita akan tetap ada dan justru kita mendapatkan boost dari produktivitas berkat pemanfaatan AI,” ujar Arga.

“Penggunaan AI tidak hanya akan meningkatkan produktivitas pekerja namun juga memberikan peningkatan pada proses bisnis yang selama ini dilakukan secara manual,” imbuh Arga.

Arga juga menjelaskan terdapat dua faktor kunci dalam implementasi AI pada sebuah perusahaan. “Ada dua faktor utama yang mempengaruhi seberapa besar dampak AI terhadap bidang pekerjaan kita. Yang pertama adalah seberapa kompleks pekerjaan tersebut dan yang kedua adalah bagaimana kapabilitas individunya, seberapa dalam dan luas pengalaman individu tersebut,” imbuh Arga.

Baca juga: Perkuat Komitmen GCG, BRI Raih Dua Penghargaan di The 15th IICD

BRI telah memanfaatkan teknologi AI di berbagai bidang, salah satunya dalam proses credit scoring nasabah. Credit scoring adalah metode penilaian yang digunakan bank untuk menilai kelayakan kredit seorang nasabah. Dengan mengadopsi teknologi AI, BRI dapat memperoleh manfaat lebih dalam menganalisis profil nasabah secara efektif dan akurat.

BRI juga terus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung operasional, layanan, dan manajemen risiko.  Salah satu fokus utama adalah sistem anti fraud dan analisis risiko, yang memungkinkan identifikasi pola melalui big data dari berbagai sumber, termasuk data yang tidak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk mendeteksi penipuan, mengevaluasi risiko, dan mendukung produk-produk BRI.

Selain itu, AI juga diintegrasikan ke dalam layanan pintar di semua lini, mulai dari back office hingga front office, tujuannya tak lain untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan hasil operasional secara menyeluruh.

Namun demikian, Arga tetap menggarisbawahi pentingnya menerapkan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik dalam penggunaan AI untuk menghindari dampak negatif.

“AI memberikan benefit tapi jangan gelap mata dalam pemanfaatan AI. Kita menggunakan AI tetap harus melihat value yang dihasilkan,” pungkas Arga. (*)

Baca juga: BRI Hadirkan Program QRIS UMI Tanpa Biaya MDR untuk Dukung Ekosistem Digital UMKM

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini