News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Mulyani 'Spill' Sedikit Kondisi APBN 2024, Penerimaan Negara Tumbuh tapi Tak Capai Target

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Sri Mulyani

Meski belanja negara mengalami lonjakan, Sri Mulyani memastikan bahwa defisit APBN 2024 dapat dijaga dengan baik dan mendekati angka yang tercantum dalam undang-undang APBN awal.

Defisitnya jauh lebih kecil dari yang diprediksikan sebelumnya, yang semula diperkirakan akan mencapai 2,7 persen.

Baca juga: Ajukan APBN-P 2025 untuk Penundaan PPN 12 Persen Bisa Jadi Solusi Presiden Prabowo

Pencapaian ini, menurutnya, menunjukkan bahwa APBN 2024 ditutup dengan kondisi yang relatif sehat dan aman.

Hal ini menjadi modal yang kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2025 yang akan datang.

"Artinya APBN kita tutup di tahun 2024 dengan relatif sehat aman dan itu menjadi bekal yang kuat untuk memasuki 2025," pungkas Sri Mulyani.

Prediksi Sri Mulyani Kala Itu

Sebelumnya, Sri Mulyani pernah memprediksi APBN pada akhir 2024 akan ditutup defisit sebesar 2,70 persen atau Rp 609,7 triliun dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sri Mulyani bilang, defisit ini lebih tinggi dibandingkan target dalam APBN 2024 yaitu sebesar 2,29 persen dari PDB.

"Kami memproyeksikan APBN 2024 akan ditutup dengan defisit dari keseimbangan primer mencapai Rp 110,8 triliun dan defisit total mencapai Rp 69,7 triliun ini artinya terjadi kenaikan defisit dari 2,29 persen ke 2,7 persen dari GDP," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Senin (8/7/2024).

Bendahara negara itu menyampaikan, defisit APBN 2024 yang lebih tinggi dari target ini didorong oleh postur belanja negara yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Realisasi belanja negara tahun 2024 kala itu diprediksi akan mencapai Rp 3.412,2 triliun atau tumbuh 9,3 persen dari tahun lalu.

Sedangkan belanja pemerintah pusat dalam mencapai Rp 2.558,2 triliun atau 3,7 persen di atas pagu atau 103,7 persen dan tumbuh 14,2 persen dari tahun sebelumnya.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan realisasi belanja KL diperkirakan akan tumbuh 4 persen mencapai Rp 1.198,8 atau naik Rp 108 triliun dari pagu tahun 2023.

"Ada kenaikan sangat signifikan dari belanja KL, pagu anggaran adalah Rp 1.090,8 triliun realisasinya diperkirakan mencapai Rp 1.198 triliun. Ini karena belanja KL akan mengalami kenaikan terutama realisasi dari pinjaman luar negeri, hibah Pilkada dan juga realisasi pinjaman dalam negeri," ungkap Sri Mulyani.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini