TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menanggapi pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut penyebaran virus corona di udara atau airborne.
Menurut Yurianto, WHO menyebut, bahwa penularan Covid-19 melalui udara disebabkan oleh mikro droplet, yakni droplet yang sangat kecil.
Mikro droplet tersebut bisa bertahan lebih lama di suatu ruangan, ketika sirkulasi udara di ruangan tersebut tidak berjalan dengan baik.
Hal itu diungkapkan Yurianto dalam siaran langsung konferensi pers di kanal YouTube BNPB, Jumat (10/7/2020).
"Dalam beberapa hari ini kita mendengar kekhawatiran masyarakat terkait dengan sebaran penyakit ini (Covid-19), yang diterjemahkan bisa disebarkan melalui udara."
"Dari beberapa kali kami mencoba berkomunikasi dengan WHO, sebenarnya kasus ini lebih cenderung disebarkan oleh mikro droplet, droplet yang sangat kecil," ungkap Yurianto.
Sehingga, lanjut Yurianto, partikel-partikel tersebut tertahan melayang-layang cukup lama di udara.
Menurut dia, kondisi tersebut memungkinkan siapapun yang nantinya berada di ruangan itu dan tidak terlindungi dengan baik akan bisa tertular.
Baca: Virus Corona Menyebar di Udara, Ini Saran Epidemiolog Terkait Rencana Pembukaan Bioskop
Baca: Pandemi Covid-19 Global Memburuk, WHO: Jumlah Kasus Meningkat Dua Kali Lipat dalam 6 Minggu
"Siapapun yang nantinya berada di ruangan tersebut dan tidak terlindung karena tidak menggunakan masker atau menggunakan masker tetapi digunakan dengan cara yang tidak tepat akan sangat memungkinkan untuk mendapatkan penularan," terangnya.
Oleh karena itu, Yurianto mengingatkan, bahwa memakai masker dengan baik sangat penting untuk dibiasakan.
Selain itu, upayakan agar semua ruang kerja dijamin sirkulasi udaranya berlangsung dengan baik.
"Sehingga setiap saat udara bisa kita gantikan dengan udara baru yang lebih segar."
"Upayakan ini bisa kita lakukan dengan baik, paksakan udara bergerak, apakah dengan menggunakan kipas angin atau penghisap udara agar semuanya selalu bergerak," ujarnya.
Jika memungkinkan, kata Yurianto, jendela dibuka pada pagi hari, agar udara segar dari luar bisa masuk.