"Jadi, keputusan itu adalah hak masing-masing negara sama seperti saat ini tidak menerima WNA dari India, Pakistan, bahkan kemarin sempat juga dari Inggris," ujar dr. Nadia.
Jadi, kabar bahwa WHO meminta Indonesia lockdown karena termasuk negara A1 high risk merupakan sebuah kabar bohong atau hoax.
Benarkah Lonjakan Kasus Covid-19 karena Varian Delta? Ini Jawaban Satgas
Juru Bicara Satgas Penangan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa butuh studi lanjutan untuk meneliti keterkaitan dengan melonjaknya kasus Covid-19 dengan munculnya varian Delta Covid-19.
Hal itu disampaikan Wiku merespon pernyataan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto, yang menyebut melonjaknya kasus Covid-19 bukan karena mudik tapi adanya varian delta Covid-19.
"Hal ini saya sudah pernah menjelaskan dalam konferensi pers saya ya, butuh studi lanjutan dan butuh waktu untuk menyimpulkan," kata Wiku kepada Tribunnews.com, Minggu, (27/6/2021).
Dalam konferensi pers sebelumnya Wiku menegaskan, bahwa benar ditemukan varian baru di berbagai tempat di Indonesia dan saat ini terjadi kenaikan kasus.
Namun bukan berarti ada hubungan langsung antara keduanya.
Satgas kata Wiku, juga menunggu jika ada penelitian mendalam yang menyatakan adanya hubungan kedua hal ini.
"Tentunya kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut, apabila ada hasil penelitian yang lebih dalam oleh perguruan tinggi atau Kementerian Kesehatan yang bisa membuktikan adanya potensi hubungan ditemukan varian baru dan jumlah kasus di Indonesia. Tentunya akan kami sampaikan kepada publik," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Waketum IDI menilai kenaikan kasus Covid-19 sekarang ini disebabkan varian delta atau B1617. 2 asal India, bukan karena efek mudik libur Idul Fitri 2021.
Varian Delta masuk ke Indonesia karena kurangnya pengawasan di pintu masuk kedatangan.
(Grid Health/Tribunnews Taufik Ismail)