TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Koalisi Warga LaporCovid-19 mencatat sebanyak 451 pasien Covid-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri (isoman).
Mereka meninggal karena berbagai alasan, mulai dari terlambat mendapatkan pertolongan karena rumah sakit penuh, hingga karena tidak terpantau dengan baik oleh pemerintah.
”Pasien Covid-19 meninggal karena terlambat ditangani bahkan saat membutuhkan fasilitas isolasi mandiri,” kata Inisiator LaporCovid-19, Ahmad Arif dalam konferensi virtual CISDI tentang kolapsnya rumah sakit dan kematian pasien Isoman, Senin (12/7/2021).
Namun kata Arief, ada pula pasien yang beranggapan mereka hanya menderita sakit biasa sehingga terlambat diperiksa dan baru terkonfirmasi positif Covid-19 setelah meninggal.
Arief mengatakan, pihaknya juga menemukan banyak warga yang takut ke fasilitas kesehatan karena isu akan dinyatakan terpapar Covid-19 oleh pihak rumah sakit atau dicovidkan.
”Kami temukan ada pasien yang enggak mau ke rumah sakit karena berbagai alasan. Ada yang takut dicovidkanlah, dan terutama ini di daerah," ujar Arif.
Kasus seperti ini kata Arief banyak terjadi di Jawa Timur.
Warga cenderung menyangkal dirinya telah positif Covid-19, sehingga telat mendapatkan penanganan medis untuk dirinya dan akhirnya meninggal di rumah.
Baca juga: Cerita Wanita Akan Melahirkan Telantar Karena Semua Rumah Sakit di Sukabumi Penuh Oleh Pasien Covid
Kasus terbaru terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta.
"Mereka beranggapan sakit biasa dan cenderung denial dengan Covid-19. Sehingga akhirnya terlambat diperiksa ditangani dan dikonfirmasi positif setelah meninggal," kata Arif.
Adapun 451 kematian ini berasal dari 12 provinsi dan 62 kota/kabupaten yang terlacak. Dari 12 provinsi itu, Jawa Barat menjadi provinsi yang paling banyak ditemui pasien Covid-19 isolasi mandiri yang meninggal yakni sebanyak 160 orang.
Baca juga: Masih Banyak Nakes yang Terpapar Covid-19, Thailand akan Gabungkan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Sementara kota yang terbanyak mengalami kematian adalah Bekasi sebanyak 81, dan kabupaten yang terbanyak mengalami kematian adalah Sleman yaitu sebanyak 44 orang.
"Jumlah yang terdata ini merupakan fenomena puncak gunung es, karena tidak semuanya terberitakan dan atau terlaporkan," katanya.
Ia menambahkan, para pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan rujukan rumah sakit hingga ruang isolasi mandiri sejak pertengahan Juni bulan lalu.