News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Obat Terapi Covid-19 Langka di Pasaran, Menkes Ungkap Banyak Perusahaan Beli untuk Stok Karyawan

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melayani konsumen di salah satu apotek di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/6/2021). Lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia Obat Terapi Covid-19 Langka di Pasaran, Menkes Ungkap Banyak Perusahaan Beli untuk Stok KaryawanTribun Jabar/Gani Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Obat terapi covid-19 langka di pasaran. Terungkap, jika banyak perusahaan membelinya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan fakta ini dihadapan anggota komisi IX DPR saat rapat dengar pendapat, Selasa (13/7/2021).

Menurutnya, perusahaan membeli obat terapi covid untuk stok jika ada karyawan terpapar covod-19 sudah tersedia obatnya.

Baca juga: Obat Terapi Covid-19 Banyak Dibutuhkan Pasien Isoman, Menkes Imbau Jangan Lakukan Aksi Borong

Baca juga: Menkes: Vaksin Booster untuk Nakes Mulai Pekan Ini

"Jadi saya melihat banyak juga perusahaan-perusahaan beli niatnya baik, supaya nanti kalau karyawannya ada apa-apa sudah siap paket obatnya," ucap Menkes.

Namun Budi mengingatkan jika langkah perusahaan ini kurang tepat karena mengingat obat ini sangat dibutuhkan saat kasus covid-19 sedang melonjak.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin (Sekretariat Presiden /capture video)

Terutama untuk pasien isolasi mandiri (isoman).

"Tetapi yang perlu dipahami adalah akibatnya, itu menutup kesempatan orang-orang yang sangat membutuhkan sekarang untuk dapat akses itu," ucap Menkes.

Baca juga: Penjelasan Terapi Plasma Konvalesen, Cara Kerja hingga Perbedaan dengan Vaksin

Baca juga: Jokowi akan Bagikan 300 Ribu Paket Obat Gratis untuk Pasien OTG dan Gejala Ringan

Jangan Borong dan Simpan Obat Terapi Covid-19 di Rumah, Berikan Pada Pasien Isoman
Menkes Budi Gunadi Sadikin pun mengimbau agar masyarakat maupun perusahaan agar tidak menyimpan obat-obat tersebut di rumah.

"Jadi kalau kita stoknya di rumah, saya mengerti itu memberikan rasa nyaman tapi itu mengurangi kans satu orang yang membutuhkan untuk mendapatkan akses obat dan itu bisa mengakibatkan seorang pasien meninggal," ujar Budi.

Satu per satu jenazah kakak-beradik yang meninggal akibat Covid-19 dievakuasi dari rumahnya di Cipapagan, Indihiang, Kota Tasikmalaya, Sabtu (3/7/2021) malam. (Istimewa/Dokumen BPBD Kota Tasikmalaya)

Ia menegaskan, penggunaan obat-obat tersebut tentunya harus berdasarkan resep dokter dan diharapkan hanya diberikan kepada mereka yang sakit dan benar-benar membutuhkan.

Budi memahami, ada rasa kekhawatirkan masyarakat jika jatuh sakit sehingga mempersiapkan diri dengan membeli obat-obat yang dibutuhkan.

"Biarkan mekanisme secara medis berlaku.

Ini bukan untuk disimpan dicadangan untuk rasa aman, ini bahaya. Nanti obatnya habis, kita benar-benar membutuhkan obat dengan resep dokter yang dibelikan Rumah Sakit kepada orang-orang yang sudah sakit dan membutuhkan," jelas Budi.

Baca juga: Pemerintah Upayakan Obat Actemra Bisa Diproduksi di Indonesia untuk Pasien Covid-19

Baca juga: Banyak Diburu Orang, Indofarma Tingkatkan Produksi Ivermectin 16 Juta Butir per Bulan

Mantan wamen BUMN ini mengatakan, stok obat terapi COVID-19 dan multivitamin kini relatif cukup.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini