News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ciri-ciri dan Gejala Covid-19 Varian Delta Beserta Ketentuan Melakukan Isolasi Mandiri di Rumah

Penulis: Adya Ninggar P
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona - Simak gejala Covid-19 varian Delta yang tengah menjadi varian paling dominan dalam artikel ini

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai varian virus Corona, Delta, yang tengah menjadi varian paling dominan.

Pada artikel ini juga terdapat gejala varian Delta beserta ketentuan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Varian Delta pertama kali terdeteksi di India.

Varian Delta juga dikenal sebagai B.1.617.2.

Baca juga: Setiap Minggu Dua Anak Meninggal karena Covid, 67,3 Persen Terpapar Virus Corona Tanpa Gejala

Baca juga: Kasus Covid-19 Diprediksi Melandai Pertengahan Juli Jika PPKM Mikro Dimaksimalkan

Direktur Jenderal WHO mengatakan varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus dan kematian.

Lantas apa sebenarnya varian Delta dan apa saja gejalanya?

ILUSTRASI Gejala Covid-19 Varian Delta (Freepik)

Varian Delta

Dikutip dari Healthline.com, varian Delta juga dikenal sebagai B.1.617.2.

Varian Delta pertama kali terdeteksi di India.

Para ahli mengatakan, varian Delta Covid-19 menimbulkan ancaman karena lebih mudah menular daripada jenis varian lain dan memberikan gejala yang lebih serius.

Varian Delta juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Dikutip dari cnbc.com, saat ini varian Delta menjadi varian penyakit dominan di seluruh dunia.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus dan kematian.

Namun tidak semua negara mengalami situasi yang sama.

Tedros juga mengatakan, varian ini menyebar dengan cepat dan menginfeksi orang yang tidak terlindungi dan rentan.

Swaminathan, Pakar Genetik dan Administrator Internasional asal India memperingatkan bahwa orang yang sudah divaksin masih bisa terkena dan menularkan Covid kepada orang lain.

Karena hal tersebut, WHO mendesak semua orang untuk tetap menggunakan masker dan menjaga jarak dimana pun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid.

Namun, virus yang menginfeksi jauh lebih sedikit dan gejalanya mungkin tidak akan separah mereka yang belum divaksin.

Mereka yang terinfeksi Covid setelah divaksin mengurangi risiko menularkan virus ke orang lain.

Tetapi, WHO mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak vaksin terhadap penularan.

Gejala Varian Delta

Masih dari Healthline.com, gejala paling umum varian Delta adalah demam, pilek, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.

Setiap orang yang terinfeksi varian Delta memiliki gejala yang berbeda-beda.

Gejala yang biasa terjadi adalah demam.

Varian Delta menyebabkan banyak orang sakit parah dalam waktu tiga atau empat hari.

Untuk orang yang lebih muda, gejala varian Delta terasa seperti pilek.

Namun berbeda dengan pilek, mereka yang memiliki varian Delta bisa menularkan virus ke orang lain terutama yang belum divaksinasi sepenuhnya.

Semua orang tetap harus waspada terhadap gejala lain dari virus Corona yaitu demam, batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan atau kehilangan indera perasa atau penciuman.

Tingkatan Gejala Covid-19

tata laksana pasien COVID-19 berdasarkan tingkat gejala yang dialaminya. (kemenkes_ri)

Berikut ini tingkatan gejala pasien positif Covid-19 yang dikutip dari Instagram @kemenkes_ri:

a. Pasien Tanpa Gejala

- Gejala: Frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen.

- Tempat Perawatan: Isolasi mandiri di rumah atau fasilitas isolasi pemerintah

- Terapi: Vitamin C, D dan Zinc

- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

b. Pasien Ringan

- Gejala: Demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman/anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, malgia, dan nyeri tuang, nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napad 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen.

- Tempat Perawatan: Fasilitas isolasi pemerintah atau isolasi mandiri di rumah bagi yang memenuhi syarat.

- Terapi: Oseltamivir atau favipiravir, Vitamin C, D dan Zinc

- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.

c. Pasien Sedang

- Gejala: Demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman/anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, malgia, dan nyeri tuang, nyeri tenggorokan, pilek, dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen, sesak napas tanpa distress pernapasan

- Tempat Perawatan: RS Lapangan, RS Darurat COVID-19, RS Non Rujukan, RS Rujukan

- Terapi: Favipiravir, remdesivir 200 mgIV, azitromisin, kartikosteroid, Vitamin C, D, dan Zinc, Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter penanggung jawab (DPJP), pengorbatan komorbid bila ada, terapi O2 secara noninvasif dengan arus sedang sampai tinggi (HFNC)

- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.

d. Pasien Berat Atau Kritis

- Gejala: Demam, batuk (umumnya batuk kering ringan), fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman/anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, malgia, dan nyeri tuang, nyeri tenggorokan, pilek, dan bersin, mual, muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitas, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki, frekuensi napas lebih besar dari 30 kali per menit, saturasi oksigen lebih besar atau sama dengan 95 persen, sesak napas tanpa distress pernapasan

- Kondisi Kritis: ARDS/Gagal napas, sepsis, syok sepsis, dan multiorgan fallure.

- Tempat Perawatan: HCU/ICU RS Rujukan

- Terapi: Favipiravir, remdesivir, azitromisin, kartikosteroid, Vitamin C, D dan Zinc, Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter penanggung jawab (DPJP), pengorbatan komorbid bila ada, HFNC/ventilator, terapi tambahan.

- Lama perawatan: 10 hari isolasi sejak timbul gejala dan minimal 3 hari bebas gejala.

Sebagai informasi tambahan, berikut ini ketentuan melakukan isolasi/karantina mandiri di rumah bagi pasien positif Covid yang dikutip dari Instagram @kemenkes_ri:

Ketentuan Isolasi/Karantina Mandiri

- Ventilasi dan pencahayaan yang baik

- Gunakan alat makan dan minum tersendiri

- Kamar mandi terpisah, tetapi jika tidak tersedia lakukan desinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh

-  Kamar tidur terpisah

- Hindari kontak dengan orang lain serta tidak bepergian dan tidak menerima tamu

- Jaga jarak

- Disinfeksi/bersihkan permukaan dengan disinfeksi secara berkala

- Gunakan masker dengan benar

-  Tangani sampah dengan hati-hati

- Cuci tangan dengan sabun

- Pemantauan gejala harian

- Jika muncul gejala yang semakin parah segera lapor petugas

- Berkoordinasi dengan puskesmas

- Orang yang merawat harus memperhatikan protokol kesehatan 3M

(Tribunnews.com/Nadya)

Berita terkait varian Delta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini