Dikhawatirkan, obat-obatan ini hanya akan disimpan saja, bukannya digunakan sebagaimana mestinya.
"Tolong biar kan obat-obat ini digunakan sesuai prosedurnya."
"Kalau kita sebagai orang sehat ingin menyimpan obat, bayangkan 20 juta keluarga menegah pengen beli Azithromycin satu paket itu 5 tablet."
Baca juga: Respons ICW Sikapi Rencana Moeldoko Ambil Langkah Hukum Terkait Tudingan Soal Bisnis Obat Ivermectin
"Itu 100 juta obat akan tertarik dari apotek dan disimpan dirumah sebagai stok," ujar Budi.
Ia mengharapkan obat-obat ini digunakan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Sehingga, nantinya ketersediaan obat tak menjadi langka.
"Kami minta tolong, biarkan obat ini dibeli untuk orang yang membutuhkan, bukan dibelikan kita untuk stok."
"Kasian yang membutuhkan," lanjutnya.
Ketersediaan Obat
Selain itu, Budi juga menjelaskan jumlah ketersediaan obat-obatan terapi Covid-19 di Indonesia.
"Azithromycin sekarang ada 11,4 juta stok yang ada di nasional, 20 pabrik lokal meproduksi obat ini. Kapasitas produksi mencukupi," kata Budi.
Diakui Menkes, produksi obat itu sempat mengalami sedikit hambatan, namun pihaknya sudah menyelesaikannya dengan berkoordinasi bersama para pengusaha farmasi.
Lanjutnya, Budi menyebut, obat Favipiravir juga dalam stok yang aman.
"Khusus Favipiravir, punya stok sampai sekarang ada sekitar 6 juta di seluruh Indonesia."