"Ada beberapa produsen dalam negeri yang akan meningkatkan stok Favipiravir ini," imbuh dia.
Baca juga: Jokowi Minta Menteri Maksimalkan Dukungan Obat dan Layanan Konsultasi Dokter Bagi Pasien Isoman
Pemerintah juga mengimpor Favipiravir dari berbagai negara.
Menkes Budi juga menuturkan, Favipiravir ini nantinya akan mengganti posisi Oseltamivir sebagai obat anti-virus.
Menurut kajian ahli profesi dokter di indonesia, Favipiravir lebih efektif untuk varian delta.
"Diharapkan nanti bulan Agustus, kita sudah punya kapasitas produksi dalam negeri 2-4 juta per hari," katanya.
Sementara, untuk obat Oseltamivir saat ini pemerintah memilik stok sebanyak 12 juta tablet hingga bulan Agustus.
Selain ketiga obat ini, Menkes juga memastikan ketersediaan beberapa obat lainnya, yang tak bisa diproduksi sendiri.
Baca juga: Cara Cek Stok Obat Terapi Covid-19 di Apotek secara Online, Buka Link farmaplus.kemkes.go.id
Di antaranya, Remdesivir, Atemra, dan Gamaras.
Bulan Juli ini, kata Budi, pemerintah akan mendatangkan Remdesivir sebanyak 150 ribu tablet
"Agustus kita akan impor 1,2 juta. Sekarang kita dalam proses membuat Remdesivir dalam negeri," lanjutnya.
Obat Atemra dan Gamaras juga akan diimpor dari luar negeri.
"Juli ini, kita akan kedatangan Atemra 1 ribu vial. Agustus kita akan megimpor 138 ribu."
"Gamaras kita akan impor 26 ribu bulan Juli ini, dan akan impor lagi 27 ribu di bulan Agustus," jelas Menkes Budi.