TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta BNPB agar bekerja sama dengan BPBD Jawa Timur serta pihak-pihak yang lokasinya berdekatan dengan wilayah bencana, untuk sigap dalam menangani bencana letusan Gunung Semeru. Ia juga meminta agar seluruh keperluan para korban baik itu sembako maupun obat-obatan juga didiapkan di tempat pengungsian sementara.
“Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk bergotong-royong bersama-sama meringankan beban korban. Seberapapun partisipasi kita akan sangat berarti bagi para korban bencana,” pesan Gus Muhaimin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/12/2021).
Tak hanya itu, politisi PKB ini juga mengintruksikan kepada kader dan pengurus partainya, serta para Anggota DPR RI baik yang ada di Lumajang dan sekitaran Jawa Timur untuk turun langsung membantu para korban bencana. Banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan karena rumahnya rusak, ada juga korban luka bakar, dan lain sebagainya.
“Politik kehadiran, politik kemanusiaan ini sangat penting sebagai wujud adanya partai politik. Ini menjadi kewajiban kita semua sebagai representasi rakyat di bawah,” ujar Pimpinan DPR Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) ini.
Gus Muhaimin juga turut mendoakan negeri ini agar tidak lagi ada letusan susulan, dan para korban yang mengalami luka-luka segera diberi kesembuhan.
“Ya Allah, selamatkan dan lindungilah seluruh saudara-saudaraku yang menjadi korban letusan Gunung Semeru,” ucapnya dalam doa.
Diketahui, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore sekitar pukul 15.20 WIB. Erupsi tersebut diawali getaran banjir lahar atau guguran awan panas. Situasi di sekitar titik lokasi langsung berubah gelapa akibat kabut abu vulkanik. Getaran banjir lahar atau gugurn awan pasan tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitude maksimal 20 milimeter.
Berdasarkan data dari Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BNPB Abdul Muhari, setidaknya hingga Minggu pagi telah terdapat 13 (tiga belas) orang meninggal akibat erupsi gunung yang ada di Lumajang, Jawa Timur, tersebut. Dari 13 korban jiwa, baru dua jenazah yang berhasil diidentifikasi. Mereka adalah Poniyem usia 50 tahun dari Curah Kobokan, Desa Sapiturang, serta Pawon Riyono. (*)