TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Komisi VII DPR RI menyalurkan sejumlah bantuan untuk para pengungsi korban erupsi Gunung Semeru dengan kolaborasi bersama mitra kerja, PT PLN. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi menjelaskan bantuan ini adalah satu di antara upaya untuk meringankan dan kepedulian sesama masyarakat Indonesia, khususnya korban erupsi Gunung Semeru, terlebih di masa pandemi saat ini.
“Kita, Komisi VII, sebenarnya urunan, menyisihkan sedikit pendapatannya untuk membantu korban. Juga bersama mitra, kita koordinasikan dengan seluruh mitra Komisi VII untuk turut serta memberikan sumbangsih kepada korban bencana erupsi Gunung Semeru ini,” jelas Bambang usai memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI menyalurkan bantuan di SMP 2 Negeri Pasirian, Jember, Jawa Timur, Selasa (14/12/2021).
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kabupaten Lumajang dan Jember ini menjelaskan bantuan yang diberikan telah mengikuti saran dari BPBD Kabupaten Lumajang. Yaitu, agar tidak hanya memberikan sembako, tetapi juga bantuan lain seperti baju dan mainan anak-anak untuk memenuhi kebutuhan psikologis pengungsi di bawah umur. Adapun total bantuan yang
“Awalnya, kita ingin berikan sembako. Ternyata, ada kebutuhan mainan anak-anak, karena untuk kurangi depresi. Ada juga kita berikan bantuan pakaian dalam untuk ibu. Jadi kebutuhan semua terpenuhi tidak hanya bahan makanan,” ujar Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini.
Dalam kesempatan ini pula, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar turut mengucapkan terima kasih atas pemberian bantuan ini. Ia juga mengapresiasi karena sebelum berikan bantuan, Komisi VII telah koordinasi dengan BPBD Lumajang terkait jenis bantuan yang perlu diberikan, sehingga tepat sasaran sesuai kebutuhan. “Rupanya beliau (Bambang Haryadi, red) sebelum memberikan bantuan sudah mendengar apa saja yang dibutuhkan dan itu sangat bermanfaat sekali,” ujar Wabup Indah.
Diketahui, total pengungsi dampak dari erupsi Gunung Semeru per Selasa (14/12/2021) berjumlah 9970 jiwa. Pengungsi di lokasi SD tersebut berjumlah 400-500an jiwa. Sebagian besar para pengungsi 30-40 persen adalah anak-anak yang berasal dari 3 kecamatan terdampak, yaitu Pronojiwo, Candipuro, dan Pasirian. (*)