TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan meminta pemerintah untuk menjelaskan lebih jelas mengenai virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) tidak menular ke masyarakat.
Menurutnya, jaminan keamanan dari pemerintah menjadi penting untuk meredakan kekhawatiran masyarakat.
“Pemerintah harus bisa menjelaskan secara mendetail bahwa penyakit ini tidak menular kepada manusia agar tidak menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat. Gencarkan sosialisasi dan edukasi demi keamanan masyarakat,” ungkap Daniel dalam keterangan persnya, Kamis (25/5/2023).
Terkait mengedukasi bagaimana ciri-ciri hewan yang terpapar virus tersebut, lanjut Daniel, bagaimana penanganan hewan yang terpapar virus, terutama kepada peternak juga sangat penting.
“Dengan demikian, para peternak dapat mengantisipasinya dan menanggulangi jika terjadi penyakit yang dilakukan secara efektif,” ujar Daniel.
Legislator dari Dapil Kalimantan Barat (Kalbar) tersebut juga menekankan pentingnya vaksin bagi hewan ternak babi sebagai langkah antisipasi penyebaran virus. Pihaknya juga meminta pemerintah untuk memberikan vitamin untuk babi kepada para peternak.
“Apalagi penyebaran virus yang sudah cukup masif ini sudah menyebabkan ekspor daging babi dari Indonesia menurun. Masyarakat yang sudah susah, jangan dibuat susah lagi karena kurangnya penanggulangan permasalahan kesehatan pada hewan ternak,” ujarnya.
Akibat temuan virus ASF di Indonesia ini, politisi Fraksi PKB menambahkan, nilai ekspor babi Indonesia ke beberapa negara, seperti Singapura dilaporkan mengalami penurunan hingga lebih dari 50 persen.
“Sebagai salah satu komoditi yang mendongkrak devisa negara. Selain itu, pemerintah juga harus memiliki solusi penanggulangannya, baik dari pencegahan penyebaran, penanganan terhadap hewan yang sakit, dan antisipasi terhadap virus lainnya,” ucapnya.
Di sisi lain, Komisi IV DPR RI mengingatkan bahwa pelaku industri dan peternak untuk tidak menjual hewan babi yang terinfeksi ASF. Maka dari itu, ia menegaskan, pengawasan harus dilakukan dengan ketat.
“Jangan sampai ditemukan adanya hewan yang terjangkit virus dijual di pasaran. Random check juga harus terus dilakukan di peternakan maupun di tempat-tempat yang menjual daging babi,” tegasnya.
Kepada masyarakat yang biasa mengkonsumsi babi, ia mengimbau untuk selalu waspada saat membeli daging. Jika daging babi dijual murah atau jauh dari harga normal, masyarakat diminta untuk menaruh kecurigaan.
"Dan pastikan saat mengolah daging harus dimasak secara matang sempurna,” tutupnya.