Perkembangan Olahraga E-Sports Indonesia Bawa Dampak Positif Bagi Jasa Joki dan Top-up
Reynas Abdillah/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan E-sport di Indonesia semakin menunjukkan peluang pasar yang menjanjikan dengan berbagai games yang banyak dimainkan antara lain Free Fire, Mobile Legends, dan PUBG Mobile.
Tumbuhnya pemain e-sport Indonesia, merujuk data marketeers, yang kini menunjukkan sebanyak sekitar 180 juta players, membuat olahraga elektronik di Indonesia juga menciptakan peluang bisnis top up dan jasa joki.
Penyedia layanan top up Pointgo menangkap peluang tersebut.
Baca juga: Tim Indonesia Milk Sabet Juara ke-3 di Babak Putaran Final Turnamen E-Sport Ragnarok Stars 2023
Direktur Utama Pointgo Aldo Handrian mengatakan top-up voucher games tumbuh pesat dengan harga yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.
"Kami lahir dari cinta kami terhadap dunia games dan keinginan untuk membantu sesama gamers mendapatkan layanan top-up betapa pentingnya memberikan manfaat dan kualitas terbaik," kata Aldo, Senin (11/12/2023).
Pihaknya juga melakukan pendekatan pemasaran yang inovatif melalui akun TikToknya yang hampir mencapai 2 juta followers.
Selain top up ada juga jasa joki yang dapat menaikkan level profil game pelanggan.
E-sports atau esports
Pada awalnya, e-sport di Indonesia hanya berbentuk permainan.
Namun, beranjak dari 1999, e-sports atau esports yang tadinya berbentuk permainan, naik kelas menjadi olahraga.
Tak tanggung-tanggung, olahraga e-sports atau esports kastanya menjadi olahraga prestasi.
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat per Agustus 2020 menjadi momentum bagi e-sports atau esports.
Pasalnya, secara resmi, e-ports atau esports mendapat pengesahan sebagai olahraga prestasi. Olahraga prestasi adalah olahraga yang ujungnya mencapai medali dan catatan rekor.
Pada Rakernas KONI Pusat 2020 itu, Pengurus Besar Esports Indonesia (ESI) masuk di dalam jajaran induk olahraga di KONI.
Moncernya olahraga e-sports atau esports pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang dan SEA Games 2019 juga menjadi alasan bagi olahraga itu sah menjadi olahraga prestasi.
Di dalam esports atau e-sports ada penggunaan tenaga manusia meliputi kecepatan, strategi, dan ketangkasan.
Penggunaan ketiganya menjadi modal bagi pengakuan sebagai olahraga prestasi. Dua tahun sejak menjadi olahraga prestasi, e-sports maupun esports mengalami perkembangan dan dukungan.
Pasar
Tak cuma itu, sumber bacaan pada Kompas.com edisi 25 April 2022 menunjukkan bahwa e-sports atau esports, saat pandemi Covid-19 pun, menjadi pilihan bagi kebanyakan orang mengisi waktu selama mengisolasikan diri di dalam rumah.
Tanpa melebih-lebihkan juga, pemerintah melalui KONI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kata Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, Indonesia punya potensi pasar yang besar untuk pengembangan industri game dan esports maupun e-sports.