TRIBUNNEWS.COM - Juru Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Alfarhat Kasman menduga disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia untuk kebutuhan program doktoralnya di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) adalah hasil joki.
Kasman menyebut hal tersebut dapat dibuktikan ketika pihaknya diwawancarai oleh seseorang yang mengaku sebagai peneliti Lembaga Demografi bernama Izmi Askya.
Izmi, kata Kasman, mengaku pertemuannya dengan JATAM untuk kebutuhan disertasinya.
Namun, Kasman menyebut ternyata segala keterangan dari JATAM digunakan untuk kebutuhan disertasi Bahlil.
"Kami secara tegas mengatakan disertasi Bahlil tidak murni dikerjakan oleh Bahlil sendiri. Faktanya sudah ada, ketika Ismi Azkya datang menemui kami untuk kepentingan penelitian dan dia mengatakan untuk kepentingan penelitian pribadi."
"Tapi, nyatanya keterangan-keterangan yang kami sampaikan persis dengan apa yang dikutip dalam disertasi Bahlil," kata Kasman kepada Tribunnews.com, Rabu (13/11/2024).
Kasman juga menyebut saat dirinya mengonfirmasi terkait keterangan JATAM dicatut dalam disertasi Bahlil, dia mengungkapkan nomor teleponnya langsung diblokir oleh Ismi.
"Selain itu, kami tidak pernah menerima permintaan wawancara penelitian secara resmi dari Bahlil itu sendiri," tegasnya.
Berkaca dari peristiwa ini, Kasman mengungkapkan kelulusan Bahlil justru menimbulkan berbagai masalah.
Baca juga: JATAM Komentari Penangguhan Gelar Doktor Bahlil usai Dicatut dalam Disertasi Ketum Golkar
Dia menilai Bahlil telah rusak moralnya sebagai seorang pejabat negara karena tidak jujur dalam meraih gelar doktoralnya.
Tak cuma itu, Kasman juga menganggap UI turut menerima masalah buntut meluluskan Bahlil.
"UI semakin melegitimasi dirinya sebagai kampus yang melayani praktik korup kekuasaan," tuturnya.
Usai dicatut, Kasman menuntut UI menghapus seluruh keterangan dari JATAM yang tertuang dalam disertasi Bahlil.
Selain itu, dia juga mendesak agar UI tidak hanya menangguhkan gelar doktor Bahlil, tetapi membatalkannya.