Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Mekkah
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Jemaah haji Indonesia asal Embarkasi Surabaya akan bergeser dari Madinah ke Makkah, Minggu (14/7/2019).
Mereka akan diberangkatkan sore hari dan tiba di Makkah malam hari waktu Arab Saudi.
Jemaah haji yang akan bergeser dari Madinah ke Makkah malam ini sebanyak tiga kloter dari SUB 1 sebanyak 449 yang berangkat ke Makkah 444, SUB 2 jumlah jemaah 448 bergerak ke Makkah 442, BTH 2 jumlah jemaah 448 berangkat ke Makkah 441, akan diangkut total dengan 30 armada bus.
"Insya Allah hari ini jemaah haji bergerak dari Madinah pukul 4 sore dan tiba di Makkah pukul 8 malam waktu Arab Saudi. Mereka berasa dari kloter pertama dari Embarkasi Surabaya," kata Kepala Daker Makkah, Subhan Chalid.
Subhan Chalid menjelaskan petugas haji yang berada di Makkah sudah mempersiapkan semua kebutuhan jemaah haji yang akan tiba perdana di Makkah.
"Kita sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak yang akan melayani jemaah haji, muassasah dan maktab sudah kami siapkan dan Alhamdulillah petugas-petugas sektor semuanya sudah terima kunci hotel masing-masing," kata Subhan Chalid.
Bukan hanya hotel, layanan katering juga sudah siap, bahan baku buat masakan sudah dicek termasuk tukang masaknya. Konsumsi akan dilayani sejak pagi," ujar Subhan Chalid.
Tim transportasi juga sudah siap melayani jemaah, mereka sudah bisa menikmati layanan bus shalawat dari hotel ke Masjidil Haram sejak salat isya dan subuh.
Jemaah haji yang tiba di Makkah nanti malam diimbau untuk mengenali lokasi tempat tinggal dan sekitarnya begitu tiba di Kota Mekkah.
Sekaligus rute dan transportasi yang melayani angkutan ke Masjidil Haram dan sebaliknya karena bangunan di Mekkah nyaris serupa satu sama lain.
"Kami imbau hal pertama yang harus dilakukan adalah memperhatikan tempat tinggalnya dan lingkungan sekitar," katanya.
Menurut dia, orientasi singkat yang dilakukan secara mandiri dari pandangan mata dan tak segan bertanya kepada Kepala Rombongan atau siapa pun yang berwenang akan sangat membantu.
Apalagi kata Subhan, gedung-gedung dan bangunan di Mekkah saling mirip satu sama lain, selain itu lorong dan jalanan di Kota Mekkah juga cenderung identik.
Terlebih perbedaan penggunaan tulisan juga bisa menjadi persoalan tersendiri karena semua keterangan jalan menggunakan huruf Arab dan tidak semua disertai terjemahan dalam huruf latin.
"Gedung-gedung di Mekkah dibangun bertingkat-tingkat dalam bentuk yang hampir sama, maka ketika jemaah tiba perhatikan segera gedung dan lingkungan tempat tinggal," katanya.
Selanjutnya, ia meminta jemaah menghafalkan rute-rute yang dilalui menuju Masjidil Haram dan arah kembali serta nomor angkutan bus shalawat.
"Ketika hendak meninggalkan gedung pemondokan menuju Masjidil Haram juga harus perhatikan rute-rute yang dilalui sehingga ketika akan kembali ke pemondokan akan ingat wilayah yang ditempati," katanya.