Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Gelombang perpulangan jemaah haji Indonesia akan dimulai pada 17 Agustus.
Secara bertahap sebanyak 231 ribu jemaah Indonesia akan diterbangkan dari Arab Saudi menuju embarkasi-embarkasi asal tanah air.
Ada terobosan baru rencananya dilakukan tahun ini terkait dengan percepatan proses administrasi terutama imigrasi di bandara jeddah.
Pemerintah Arab Saudi sedang mencoba penerapan sistem IYAB yang diharapkan mempercepat jemaah haji di bandara.
“Terkait dengan proses pemulangan jamaah haji, pada waktu kedatangan kan ada program fast track. Proses imigrasi yang dipercepat. Prosesnya dilakukan di tanah air. Sehingga pada tiba di jeddah atau madinah, jamaah tidak lagi melalui pemerksaan imigrasi. Memperepat waktu tunggu dan waktu antrian jamaah. Mengurangi lelah jamaah,” kata Kadaker Makkah, Subhan Cholid, Kamis (15/8/2019).
“Nah pada haji tahun ini Arab Saudi melakukan uji coba hal serupa tapi proses pemulangan. Mereka sebut IYAB, asal katanya dari bahasq Arab dzihaban wa iyaban. Dzihab itu pergi, iyab itu balik atau pulang. Nah itu mereka akan mencoba tahun ini. Sejak kepulangan pertama. Tapi dimulai JKS 4 sampai dengan 28 agustus atau sebelas hari,” ujar Subhan.
Nantinya pada sistem IYAB tidak hanya orangnya yang akan diprogram, tetapi bagasinya juga.
Baca: Kisah Aiman Diserbu Ribuan Pertanyaan Usai Menelusuri Bajakah yang Dipercaya Jadi Obat Kanker
Baca: Sempat Terhenti Selama Armuzna, Bus Shalawat Kembali Antar Jemaah Haji
Baca: Viral Video Mina Diterjang Banjir, Aa Gym Pastikan Kabar Itu Hoaks dan Sebut Kondisi Jemaahnya Baik
“Praktiknya seperti apa masih akan terus didalami dan berkoodinasi dengan penerbangan. Apakah nanti pengambilan sidik jari atau imigrasi di Makkah, atau tetap di bandara, atau bahkan menggunakan bandara ketika saat kedatangan sudah entri,” ujar Subhan.
IYAB diharapan bisa mengatasi kejadian-kejadian delay yang cukup panjang saat pemulangan. Selama ini sering terjadi delay karena beberapa faktor terutama
kapasitas bandara yang terbatas.
“Saudi menerbangkan 200 flight per hari. Antrian runway dan lainnya perlu kecermatan dan ketepatan waktu. Kemudian proses loading mulai dari imigrasi sampai sweeping butuh waktu lama. Itu sudah dibantu city check in sejak dua hari di hotel,” ujar Subhan.
“Nah dengan IYAB ini mudah-mudahan hambatan sedikit demi sedikit dikurangi. Kita sudah sweeping lama, kemudian ada proses imigrasi, kan tambah lama. Memakan waktu dobel dan melelahkan. Dengan program iyab ini ingin mengorangi waktu tunggu di bandara,” pungkas Subhan.