Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lion Air dipilih sebagai maskapai penerbangan jamaah haji asal Indonesia.
Kehadiran Lion Air diharapkan bakal mengurangi potensi delay atau keterlambatan yang selama ini menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan ibadah haji.
Baca juga: DPR Dukung Langkah Erick Thohir Jadikan Terminal 2F sebagai Terminal Khusus Haji dan Umrah
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mahdalena menyambut positif bergabungnya Lion Air ini.
“Kehadiran Lion Air di samping Garuda Indonesia dan Arab Saudi Airlines akan meningkatkan armada penerbangan bagi jamaah haji asal Indonesia sehingga kita harapkan mengurangi potensi keterlambatan jadwal penerbangan menuju atau dari Tanah Suci sehingga jemaah akan kian nyaman,” kata Mahdalena, dalam keterangannya, Minggu (5/1/2025).
Dia mengatakan persoalan delay pesawat kerap menganggu jadwal keberangkatan maupun kepulangan jamaah haji Indonesia dari Tanah Suci.
Terkadang delay pesawat ini berlangsung berjam-jam yang membuat jemaah tidak nyaman, terutama bagi jamaah lansia.
"Maka kita berharap dengan penambahan armada dari Lion Air, potensi delay bisa kita tekan,” ujarnya.
Mahdalena yakin Lion Air mampu memberikan layanan berkualitas kepada jamaah dan petugas haji Indonesia.
Baca juga: Ini Catatan Kementerian Perhubungan soal Penerbangan Haji 2024 Fase Pertama
Apalagi selama ini Lion Air selama ini pernah digunakan untuk melayani jemaah haji dari Asia, Eropa, dan Afrika.
Bahkan sejak tahun 2009 kerap melayani masyarakat Indonesia untuk melaksanakan ibadah umrah.
Karena tahun ini adalah tahun pertama Lion Air bergabung, Mahdalena meminta agar Lion Air memberikan harga yang kompetitif.
"Kalau harga yang ditawarkan lebih tinggi dari Garuda dan Saudi Airlines, ya bisa tidak dipakai lagi,” katanya.
Kepada seluruh maskapai yang terlibat dalam pelaksanaan ibadah haji, Mahdalena meminta data secara rinci terkait berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pelaksanaan haji.
Data pembiayaan maskapai untuk pelaksanaan ibadah haji ini dibutuhkan untuk menentukan naik atau turunnya biaya haji.
”Jangan hanya kucing-kucingan saja dengan Kemenag seakan-akan kami ini tidak ada. Kami butuh data tersebut sehingga kami tahu berapa gambaran biayanya,” pungkasnya.