News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

‎Inovasi IYAB Terbukti Percepat Proses Kepulangan Jemaah Haji di Bandara Jeddah  

Penulis: Husein Sanusi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara, Arsyad Hidayat, saat diwawancarai di Bandara Internasional Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Rabu (10/7/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Jeddah

TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Inovasi baru percepatan proses administrasi terutama imigrasi, IYAB di bandara terbukti mempercepat proses kepulangan jemaah haji.

Hal ini tampak terlihat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

“Hari pertama Iya kemarin saat 17 Agustus saat perpulangan jemaah gaji Embarkasi Jakarta (JKS4), Alhamdulillah waktunya berjalan cepat."

"Jadi jemaah masuk ke tenda lounge yang disiapkan otoritas penerbangan sipil kemudian mereka menikmati suasana, duduk-duduk, sebagaimana lounge vip. Setelah itu siap didorong ke pesawat itu sekitar 3-4 jam sebelum take off, proses imigrasi juga relatif cepat karena hanya dengan Basmah atau sidik jari ya, setelah itu bisa masuk ke ruang tunggu pesawat,” kata Kadaker Bandara, Arsyad Hidayat.

Baca: Ini Alasan Tarif Cukai Hasil Tembakau Bakal Dinaikkan Tahun Depan

Baca: Rusuh di Manokwari, Kominfo Akui Batasi Internet untuk Tangkal Hoax

Baca: Jurus Kakek 83 Tahun yang Kerja Serabutan Menaklukan Hati Gadis 27 Tahun

Baca: Megawati Bagikan Buku Berisi Perjalanan Hidupnya dan Komik Bung Karno Kepada Wartawan

Program IYAB memang baru diberlakukan tahun ini untuk mengantisipasi antrian panjang di bandara ketika kepulangan jemaah haji.

Sistem ini hampir sama dengan Fastrack yang diterapkan saat keberangkatan jemaah haji di Tanah Air.

“Kami memang melihat ini sebagai inovasi yang cukup bagus, ke depan kalau jumlahnya lebih banyak lagi lebih baik ya," lata Arsyad.

Menueur dia, tahun ini pemerintah Arab Saudi hanya memberikan kesempatan terhadap 16 kloter jemaah haji Indonesoa, atau sekitar 6-7 ribuan jemaah haji.

Jumlah tersebut dari 3 negara yang mendapat fasilitas IYAB, India, Malaysia dan Indonesia, Indonesia bisa dikatakan yang paling banyak.

"Artinya memang Saudi cukup apresiasi, melihat sistem pengelolaan haji kita cukup bagus sehingga kita dijadikan pilot project kepulangan dengan fasilitas IYAB,” ujar Arsyad.

Harapannya IYAB ini bisa didapatkan jemaah Indonesia lebih banyak lagi.

Ini tentunya sangat penting sebab membantu jemaah haji tak perlu menunggu lama di bandara sebelum pesawat terbang.

“Karena jumlahnya tidak banyak ya, jadi satu hari cuma satu kloter, dari proses jauh lebih cepat, kalau reguler kan tiba disini 6-7 jam sebelum take off, kemudian proses di dalam bandaranya yang agak lama, karena padatnya jemaah baik dari negara kita ataupu negara lain yang notabene ingin mengambil waktu-waktu awal kepulangan,” kata Arsyad.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini