TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Sekitar 1.000 jemaah yang menjalankan ibadah haji tahun ini akan bergerak ke Arafah pada Kamis (30/7/2020) hari ini, setelah kemarin mereka berkumpul di Lembah Mina, Makkah, Arab Saudi, untuk memulai rangkaian ibadah haji.
Gelombang terakhir jamaah haji yang kemarin tiba di Mina adalah personel militer Arab Saudi dan praktisi medis yang telah pulih dari virus Covid-19.
Di Mina para jemaah itu melaksanakan ibadah Tarwiyah sebagai tanda dimulainya perjalanan haji.
Hari Tarwiyah (mengambil air) jadi penanda dimulainya ibadah haji tahun 2020.
Melansir Arab News, para jemaah menghabiskan waktu untuk berdoa dan beribadah lainnya di Mina hingga matahari terbit pada Kamis (30/7/2020) ini.
Setelah itu mereka bergerak ke Arafah untuk mendengarkan khotbah. Arafah sendiri terletak sekitar 19 km dari Masjidil Haram.
Khotbah Arafah yang merupakan rangkaian wukuf di Arafah adalah puncak ibadah haji.
Haji tidak sah tanpa melakukan wukuf di Arafah.
Untuk tahun ini, khotbah Arafah disampaikan di Masjid Namirah.
Baca: Haji 2020 di Tengah Pandemi: Tak Boleh Minum Air Zamzam langsung, Kerikil Jumrah Disterilkan Dulu
Adapun yang akan mengisi khotbah tersebut adalah Sheikh Abdullah Bin Suleiman Al-Manea, yang merupakan anggota Dewan Cendekiawan dan Penasihat Senior di lingkungan Kerajaan.
Presidensi Umum Urusan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi dalam pernyataannya Selasa (28/7/2020) lalu mengatakan, pemilihan Sheikh Abdullah Bin Suleiman Al-Manea sebagai pengisi khotbah diputuskan setelah adanya persetujuan dari Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman.
Khotbah Arafah memiliki tempat yang besar di hati umat Islam. Karena itu, pemerintah Arab Saudi berhati-hati dalam menerjemahkan khotbah.
Tahun ini khotbah Arafah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa, yakni Inggris, Melayu, Urdu, Persia, Prancis, China, Turki, Rusia, Hausa, dan Bengali.
Hal itu sebagai upaya menyampaikan pesan Islam kepada khalayak seluas mungkin.
Khotbah Arafah juga dapat didengarkan melalui aplikasi khotbah Arafat dan juga pada platform Manarat Al-Haramain.
Setelah wukuf di Arafah, para jemaah haji kemudian akan menuju Muzdalifah dan bermalam di sana, sebelum kembali ke Mina untuk melanjutkan ke Jamarat.
Baca: Update Haji 29 Juli 2020: 13 WNI Ekspatriat di Saudi Terdaftar Sebagai Jemaah Haji
Mina yang berjarak 7 km dari Masjidil Haram biasanya menampung sedikitnya 2,5 juta jemaah dari seluruh dunia yang tinggal di tenda-tenda. Tidak heran Mina mendapat julukan kota tenda.
Namun, karena adanya pandemi corona, maka tahun ini jumlah jemaah dibatasi.
Hanya warga Arab Saudi atau warga asing yang sudah berada di negara kerajaan itu yang dibolehkan berhaji.
Dari 1.000 jemaah, sekitar 700 di antaranya adalah ekspatriat. Jemaah yang diizinkan beribadah tahun ini hanya mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan tidak mempunyai penyakit bawaan.
Seluruh jemaah yang telah memenuhi syarat melakukan karantina mandiri sepekan sebelum memulai proses ibadah haji.
Mereka melakukan pemeriksaan corona sesaat sebelum memasuki kota suci Makkah.
Seluruh jemaah haji juga menerapkan jaga jarak selama melaksanakan kegiatan.
Setelah proses ibadah haji selesai, para jemaah diwajibkan melakukan karantina mandiri lagi.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Saudi telah menetapkan protokol di seluruh lokasi pelaksanaan ibadah haji, termasuk melarang jemaah menyentuh Ka'bah dan Hajar Aswad.
Baik jemaah maupun pemandu semuanya harus diperiksa suhu tubuh di setiap lokasi pelaksanaan haji. Masker dan perlengkapan pelindung wajah harus selalu dipakai.
Sementara untuk di Arafah dan Muzdalifah, dipastikan tidak lebih dari 10 jemaah yang berada di dalam tenda berukuran 50 meter persegi.
Untuk lontar jumrah, tidak lebih dari 50 jamaah per kelompok yang masuk ke lokasi. Adapun batu kerikil yang digunakan didesinfeksi lebih dahulu.
"Tidak ada masalah terkait keamanan dalam pelaksanaan haji ini, tetapi kami melakukan itu untuk melindungi jemaah dari bahaya pandemi virus corona," kata Direktur Keamanan Publik Arab Saudi, Khalid bin Qarar Al-Harbi. (tribun network/rin/dod)