TRIBUNNEWS.COM - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas angkat bicara terkait pelaksanaan haji bagi jemaah haji Indonesia di tahun 2022.
Yaqut mengatakan pihaknya sudah mendapat surat dari Menteri Haji Arab Saudi.
Surat tersebut terkait imbauan untuk tetap mengikuti protokol atau aturan terkait haji yang ditentukan pemerintah Arab Saudi.
Hingga kini, Yaqut mengaku belum juga mendapat kepastian terkait dibuka atau tidaknya haji tahun 2022, terutama bagi jamaah haji Indonesia.
Baca juga: Arab Saudi Belum Beri Kepastian, Pemerintah Indonesia Siapkan Tiga Opsi Ibadah Haji 2022
"Tentu saja mendapat surat dari Menteri Haji Saudi, untuk tetap melakukan protokol dahulu. Dan belum ada jawaban yang pasti terkait dibuka atau tidaknya haji tahun ini," kata Yaqut dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (18/1/2022).
Meski demikian, Yaqut menegaskan, pihaknya akan terus berusaha untuk berkomunikasi dengan pihak Arab Saudi terkait pelaksanaan haji tahun ini.
Pasalnya, menurut Yaqut, komunikasi adalah hal yang penting dilakukan untuk menangangi masalah haji.
"Tapi kita terus berusaha, komunikasi 'kan yang paling penting. Kita jaga komunikasi," tegasnya.
Baca juga: Ini 3 Opsi yang Disiapkan Kemenag Terkait Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 yang Belum Pasti
Belum Saatnya Presiden Jokowi Turun Tangan soal Kepastian Ibadah Haji
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Yaqut menjelaskan soal kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan diplomasi dengan pemerintah Arab Saudi terkait kepastian ibadah haji yang sampai saat ini masih belum jelas.
Hal tersebut dikatakannya untuk menjawab pertanyaan Anggota Komisi VIII DPR RI F-PKS, Bukhori, dalam Rapat Kerja, Senin (17/1/2022).
"Jadi kalau Presiden turun tangan belum waktunya. Masih bisa saya kira, belum perlulah presiden (turun tangan)," kata Gus Yaqut, sapaan karibnya.
Dia mengatakan, apa yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi dan pihaknya sudah terkomunikasi dengan baik.
Baca juga: Pemerintah Terus Berkoordinasi dengan Arab Saudi Terkait Kepastian Penyelenggaraan Ibadah Haji 1443H
"Surat menyurat maupun kita komunikasi dari telepon ke otoritas Arab Saudi kita ikuti prosesnya sampai berdoa begitu kan," kata dia.
Dia mengatakan bahwa memang tak ada yang bisa memastikan soal haji lantaran jumlah angka kasus varian Omicron semakin banyak.
"Terkait dengan apa yang dilakukan negara lain, karena sebagaimana kita tahu pembukaan-pembukaan haji itu dilakukan secara menyeluruh bukan seluruh negara."
"Maksud saya, bukan hanya satu dua negara boleh, yang negara lain enggak. Jadi sangat terkait dengan kebijakan Saudi dengan negara-negara lain juga, ini enggak mudah," pungkas Gus Yaqut.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Reza Deni)