"Kalau nama generasi kami cuma satu kata. Nama anak kami beri dua kata. Tapi cucu kami sudah tiga ampe empat kata, susah ngapalnya." ujar Amad.
Amas pun terbata-bata menyebut 10 nama anaknya. Si Sulung, Haji Rohadi, Suryana, Suryani, Nurdin, Aping, Rohim, Juhariah, dan Mahmuhudin anak kedelapan.
Saat akan menyebut anak ke-9, Amad mulai lupa. Dia langsung pada anak ke10, Siti Bahiroh.
Namun, tiga menit kemudian, setelah Mahrum melafalkan nama lengkap enam anaknya, Amad spontan memotong; "yang kesembilan namanya Siti Rohmah."
Enam anak Muharam adalah, Siti Mabruroh Faqiyah, berurut Arwan Holidin, Qulyatun Hibtiyah, Ahmad Qoyubi, Imam Tantowi dan si bungsu Nurul Amaliah.
Keduanya bersyukur masih bisa menyaksikan cucu mereka menikah dan Tuhan memberi kesempatan "menimang" cicit-cicit mereka.
Sebelum ke Tanah Suci, saban bertemu di Tanah Air, pokok cerita dimulai dan diakhiri update berita haji, manasik haji, dan rencana mereka kala dan sesudah berhaji.
"Pulang haji, saya mau ajak anak bini. ke rumah Haji Amad," ujar Mahrum berseloroh.
Tujuh Juni, hari Rabu, 2023, di Kota Nabi Madinah, niat haji mabrur mereka kian kuat.
Sejak meninggalkan Tanah Air, 29 Mei 2023 lalu, mereka bersama. Keduanya tergabung di kloter JKG 23, embarkasi haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Di Madinah, mereka seregu, serobongan, sehotel, dan sekamar.
"Bini saya kamar sebelah. Bini Aman belum dapat panggilan ke Tamah Suci," ujar Mahrum.
"Ini takdir saya juga, kate si Mahrum, kursi roda ini untuk haji mabrur Saye," kata Amad di halaman timur Masjid Nabawi. (TRIBUNNEWS.COM/THAMZIL THAHIR)