TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Omi binti Jumsih atau Nek Omi (70) yang sedang berada di tanah suci meminta dijemput anaknya.
Nek Omi juga meminta agar membawa bajunya yang tertinggal di rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Baca juga: Tenda Baru Bersistem Pendingin Khusus Disiapkan Sambut Jemaah Haji di Makkah dan Madinah
Padahal, baju dan perlengkapan lainnnya sudah tiba di bersamanya di hotelnya, Kamis (8/6/2023).
Nek Omi kemudian baru tersadar bahwa dia sedang melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi.
Dikutip dari Tribun Jabar, Nek Omi seharusnya tiba di Madinah bersama Kloter JKS 26 pada 5 Juni 2023.
Namun karena sakit, ia harus menjalani perawatan terlebih dulu dan akhirnya tiba bersama jemaah calon haji lainnya dari Kloter JKS 38, Kamis (8/6/2023).
Guna menghibur Nek Omi yang masih tampak kebingungan dengan perjalanan panjangnya ke Tanah Suci, Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kloter JKS 38, dr Rizki Febrina Ramdhania, memanggil putri Nek Omi melalui video call.
Baca juga: Jemaah Lansia Ada yang Mengalami Demensia di Makkah, Sebaiknya Jangan Punya Pikiran Berat
Dr Rizki meminta nomor kontak putri Nek Omi, kemudian dr Rizki pun melakukan panggilan video call melalui ponselnya.
Nek Omi seketika langsung tampak bahagia melihat wajah putrinya di layar ponsel, namun ia malah meminta putrinya menjemputnya.
"Jemput emak. Takut emak tidak ada yang menjemput nanti. Baju tertinggal di rumah," pinta Nek Omi yang duduk di lobi hotel sambil menunggu pembagian porsi kamar hotel di Madinah tersebut.
Putrinya pun menanggapinya dengan bijak, bahwa agar bisa menjemput ibunya, ia harus bisa berangkat haji dulu.
Baca juga: Jemaah Haji yang Mengalami Demensia Harus Dipulihkan dan Didampingi Selama Ibadah di Masjidil Haram
Ia pun meminta ibunya mendoakannya bisa melaksanakan ibadah haji.
Akhirnya, ibunya sadar bahwa ia sedang dalam rangkaian ibadah haji dan sudah ada di Madinah.
Dr Rizki pun kemudian menjelaskan bahwa baju-baju Nek Omi masih dalam proses distribusi ke kamar-kamar.
Ia meminta Nek Omi untuk tidak khawatir, tetap tenang dan fokus menjaga kesehatan dan menjalankan ibadahnya.
Dr Rizki mengatakan walaupun Nek Omi adalah calon haji yang awalnya tidak terdaftar di kloter JKS 38, namun kini ia sudah menjadi anggota Kloter JKS 38.
Petugas tidak boleh membeda-bedakan antara calon haji yang satu dengan lainnya, yang dalam kelompok besar ataupun yang menyusul berangkat.
"Nek Omi sempat menjalani perawatan sampai akhirnya bisa pergi bersama kami. Kami tetap memberikan pelayanan terbaik kepada siapapun. Apalagi lansia yang harus diprioritaskan," katanya.
Ia mengatakan di Kloter JKS 38, terdapat 391 calon haji.
Di antaranya terdapat 50 calon haji berisiko tinggi, termasuk lansia yang terus mendapat pemantauan.
Lima di antaranya menggunakan kursi roda.
Baca juga: Viral Calon Haji Asal Majalengka Minta Turun dari Pesawat untuk Beri Makan Ayam, Idap Demensia
Kloter JKS 38 merupakan kloter penutup Gelombang I keberangkatan haji 1444 H ke Madinah.
Kloter JKS 38 mengalami perombakan besar di hari keberangkatannya.
Awalnya dijadwalkan memberangkatkan 250 jamaah Kota Sukabumi, 80 Kabupaten Bandung, 50 orang dari Kabupaten Sukabumi, dan 57 orang dari Kabupaten Bekasi.
Tapi selanjutnya jemaah dari Kabupaten Sukabumi jadi bergabung dengan Kloter 36 dan jemaah dari Kabupaten Bekasi masuk Gelombang 2.
Namun, kloter ini mendapat tambahan jemaah dari Kota Bandung, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bekasi.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kisah Unik Jemaah Haji, Merasa Baju Tertinggal di Purwakarta Nek Omi Minta Anaknya Jemput ke Madinah